Pemerintah Ungkap Tantangan Membuat Vaksin Virus Corona

Cindy Mutia Annur
27 Mei 2020, 14:56
Pemerintah Ungkap Tantangan Membuat Vaksin Virus Corona
ANTARA FOTO/Moch Asim
Ilustrasi, peneliti dari Professor Nidom Foundation (PNF) melakukan proses pemisahan cairan (ekstraksi) struktur pernafasan (respirasi) kelelawar asal Kepulauan Riau di Surabaya, Jawa Timur, untuk pengembangan vaksin, Senin (10/2/2020).

Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) membentuk tim khusus untuk mengembangkan vaksin virus corona. Salah satu tantangan dalam pengembangan ini yakni jenis virus penyebab Covid-19 di Indonesia belum diketahui.

Varian virus corona yang menyebar di Indonesia akan menentukan karakter vaksin. Khasiat vaksin pun kemungkinan berbeda-beda di setiap wilayah.

"Ini yang sebenarnya menjadi tantangan bagi para peneliti vaksin di seluruh dunia,” kata Menristek Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro saat mengikuti wawancara secara virtual, Rabu (27/5). “Apakah vaksin (yang dikembangkan) hanya untuk jenis virus tertentu atau bisa untuk semua jenis Covid-19.”

(Baca: Pemerintah Target Prototipe Vaksin Corona Buatan RI Rampung Maret 2021)

Untuk menjawab pertanyaan itu, diperlukan pengurutan keseluruhan genom atau Whole Genome Sequencing (WGS). Melalui WGS, LBM Eijkman akan mendapatkan informasi secara rinci mengenai jenis virus corona yang ada di Indonesia. 

"Ketika nanti ada pengembangan vaksin corona di negara lain, maka kita juga bisa mengecek apakah vaksin itu dapat dipakai di Indonesia," ujar Bambang. Karena itu, pemerintah dan swasta mau tak mau harus mengembangkan vaksin sendiri.

LBM Eijkamn sudah menemukan tujuh genom, sementara Universitas Airlangga dua genom. Penemuan ini juga telah masuk  Global Initiative for Sharing All Influenza Dat(a (GISAID) atau platform data virus influenza global. 

(Baca: Jokowi Puji Eijkman yang Temukan 7 Genom Virus Corona)

Bahkan, Eijkman menargetkan bisa menemukan 100 WGS. Dengan begitu, mereka bisa mendeteksi jenis-jenis virus corona yang beredar di Tanah Air.

Kemenristek juga sudah menghimpun dana Rp 200 miliar untuk mengembangkan vaksin virus corona. Anggaran ini diperoleh dari berbagai instansi penelitian maupun perguruan tinggi seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hingga Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Sebelumnya, kementerian hanya menganggarkan Rp 5 miliar untuk penelitian vaksin virus corona. “Dana ini (Rp 200 miliar) hanya ntuk obat, penguatan screening dan diagnosa melalui test kit hingga penyediaan ventilator," ujar Bambang.

(Baca: Tipe Virus Corona di Indonesia Belum Teridentifikasi)

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumatera Utara Aris Yudhariansyah empat mengatakan, ada tiga jenis virus corona yang ditemukan di banyak negara yakni S, G, dan V. “Di Indonesia tipe yang menyebar tidak termasuk dalam ketiga itu,” katanya, di Medan, awal Mei lalu (9/5).

Saat ini, pemerintah masih mengkaji jenis virus corona yang menyebar di Tanah Air. “Di luar tiga tipe itu ada yang disebut dengan tipe lain," ujar Aris. Mengetahui jenis virus corona yang menyebar di Indonesia penting, untuk menemukan vaksin yang tepat.

Sembari menunggu hasilnya, ia mengimbau masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan tinggal di rumah. “Karena kita harus melindungi siapapun terutama saudara yang sudah berusia lanjut atau memiliki penyakit kronis,” ujar dia.

(Baca: Eijkman Petakan Tiga Genom untuk Pelajari Vaksin dan Penyebaran Corona)

Reporter: Cindy Mutia Annur

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...