Sasar Pasar UKM, Ini Strategi Baru Grab Menangkan Persaingan di Asean
Penyedia layanan on demand Grab meluncurkan layanan pasar bisnis ke bisnis melalui platform barunya, Grab Merchant pada Senin (8/6). Layanan B2B ini bertujuan membantu para usaha kecil dan menengah di Asia Tenggara agar dapat mengelola bisnis mereka lebih terintegrasi secara online.
Perusahaan layanan on demand asal Singapura itu mengatakan, para pelaku UKM dapat memperoleh pasokan hingga mengelola iklan melalui layanan B2B tersebut. Grab pun berharap dapat meluncurkan layanan keuangan untuk para merchant dalam beberapa bulan mendatang melalui layanan keuangan GrabPay.
Tercatat, ada sekitar 78.000 pedagang baru yang telah mendaftar ke Grab Merchant saat perusahaan meluncurkan layanan tersebut di seluruh pasarnya, termasuk Malaysia, Thailand, dan Filipina.
(Baca: Saingi Gojek dan Grab, Fintech DANA Gaet Startup Kesehatan YesDok)
Para merchant makanan dan minuman yang sebelumnya menggunakan aplikasi merchant GrabFood dialihkan ke aplikasi Grab Merchant. Langkah ini mengkonsolidasikan bisnis makanan dan minuman yang ada di Grab Food, bahan makanan di GrabMart, dan pembayaran tanpa uang tunai.
Co-Founder Grab Hooi Ling Tan mengatakan, pandemi corona telah mempercepat perubahan yang terjadi pada bisnis digital. Perusahaan pun melihat ketergantungan pada layanan online tumbuh secara eksponensial hampir dalam 'semalam' akibat pandemi ini.
"Kami berharap Grab Merchant dapat membantu usaha kecil menavigasi kehidupan normal baru ini. Kami akan memanfaatkan teknologi kami dan menjangkau untuk menemukan cara-cara baru dalam berbisnis yang secara inklusif dapat mendukung semua orang, ”ujar Tan dikutip dari DealStreetAsia, Senin (8/6).
(Baca: Pengguna Naik Hampir 4 Kali saat Pandemi, Kredit Lewat OVO Meroket 50%)
Managing Director of Operations Grab Russell Cohen mengatakan, lebih dari separuh total nilai penjualan perusahaan berasal dari area yang tidak terkait dengan transportasi, terutama mencakup pengiriman makanan dan bahan makanan. Namun, ia tidak berbagi rincian tentang proyeksi pertumbuhan Grab atau bagaimana gangguan antara bisnis transportasi dan non-transportasi ini akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang.
Adapun peluncuran Grab Merchant juga menempatkan decacorn Asia Tenggara ini dalam persaingan langsung dengan beberapa startup kecil, seperti GudangAda dan Ralali yang juga menggarap pasar B2B untuk UKM dan warung di Indonesia.
Selain itu, e-commerce unicorn Indonesia seperti Tokopedia dan Bukalapak juga menyediakan layanan serupa yang melayani langsung bagi UKM, termasuk memungkinkan mereka untuk membuat etalase digital dan memenuhi syarat untuk layanan keuangan.
Hasil riset yang dikeluarkan oleh ABI Research menunjukkan, Grab memimpin pasar transportasi online di Indonesia dan Vietnam, dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 64% dan 74%. Gojek sebagai pesaing utama Grab hanya memiliki pangsa pasar sebesar 35,3% di Indonesia dan 10,3% di Vietnam seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.