Intelijen India Ingin Blokir 52 Aplikasi Tiongkok, Termasuk Tiktok
Badan Intelijen India meminta pemerintahnya untuk memblokir 52 aplikasi asal Tiongkok setelah terjadi konflik di wilayah perbatasan kedua negara. Diantara daftar aplikasi yang ingin diblokir yaitu TikTok dan WeChat.
Dikutip dari media lokal India Hindustan Times, intelijen khawatir bahwa aplikasi tersebut dapat digunakan Tiongkok untuk mengekstrak data dalam jumlah besar dari penggunanya di India. Hal itu dianggap mengganggu keamanan India.
Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan rekomendasi dari badan intelijen itu juga didukung oleh Sekretariat Dewan Keamanan Nasional India. "Diskusi mengenai rekomendasi terus berlanjut," kata seorang pejabat dikutip dari Hindustan Times pada Kamis (18/6).
Badan Intelelijen menyodorkan daftar 52 aplikasi itu pada pemerintah. Beberapa aplikasi yang masuk dalam daftar seperti TikTok, WeChat, SHAREit, Bigo Live, Club Factory, Shein, dan Helo.
(Baca: Lampaui YouTube, TikTok Jadi Aplikasi Non-Game Terlaris di Dunia)
(Baca: Pengguna Tiktok Naik 20% Selama Pandemi, Terbanyak Konten Edukasi )
Meski begitu, keputusan pemblokiran dianggap rumit. Pasalnya, beberapa aplikasi sangat populer di India dan memberi dampak pada industri digital di India. Seperti TikTok yang banyak digunakan oleh masyarakat India. Bahkan, India merupakan salah satu pasar terbesar TikTok.
Berdasarkan data Sensor Tower, aplikasi TikTok diunduh 466,8 juta kali di App Store dan Google Play Store di Negeri Bollywood pada tahun lalu. Aplikasi video pendek asal Tiongkok lainnya seperti Helo juga memiliki banyak pengguna asal India.
Helo memiliki lebih dari 50 juta pengguna aktif bulanan (Monthly Active User/MAU) di India. Sedangkan Bigo Live mempunyai lebih dari 22 juta MAU di negari Bollywood itu.
Selain aplikasi asal Tiongkok, intelijen India juga mempermasalahkan aplikasi konferensi video yang sebenarnya berbasis di Amerika Serikat (AS) yaitu Zoom. Pada April 2020, Pemerintah India membatasi penggunaan Zoom di negaranya dengan alasan keamanan. Kemudian pada Mei 2020, Mahkamah Agung India meminta pemerintah untuk menanggapi petisi yang mencari cara larangan penggunaan Zoom.
Upaya pemblokiran aplikasi asal Tiongkok dilakukan oleh India menyusul pertempuran lintas perbatasan antara pasukan Tiongkok dan India. Akibat konflik itu, di berbagai platform media sosial, banyak warga India yang menulis tagar #BoycottChineseProducts.
Bahkan di Google Play Store, ada aplikasi anti-Tiongkok. Aplikasi itu bernama Remove China dikembangkan oleh One Touch App.
Namun, Google telah menghilangkan aplikasi tersebut di Play Store karena melanggar kebijakan perusahaan. Pasalnya, aplikasi asal India itu bisa mengidentifikasi perangkat lunak (software) dari Tiongkok dan menghapusnya dari ponsel pengguna.
(Baca: Google Depak Aplikasi Anti-Tiongkok Asal India dari Play Store)