Ekspansi Jaringan Hotel di Bali, OYO Suntik Investasi Rp 419 Miliar
Platform digital pemesanan hotel asal India, OYO Hotels & Homes, akan memperluas bisnis jaringan hotel di Bali. Perusahaan menyuntik investasi US$ 30 juta atau sekitar Rp 419 miliar untuk ekspansinya di sana sekaligus menjangkau basis pelanggan yang lebih luas.
OYO Hotels & Homes Founder & Group CEO, Ritesh Agrawal menilai, Bali sebagai satu ikon pariwisata Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial untuk pengembangan bisnis perusahaan.
“Indonesia merupakan salah satu pasar prioritas bagi OYO, khususnya Bali. Kami juga secara khusus mengalokasikan investasi US$30 juta untuk mendorong transformasi industri perhotelan di Bali," ujarnya melalui siaran pers, Kamis (12/9).
(Baca: Perluas Jaringan Hotel, OYO Tambah Investasi di Indonesia Rp 4,2 T)
Melalui investasinya ini, OYO akan membantu pemilik hotel mengembangkan bisnis properti. Tak hanya dengan harga yang kompetitif, tapi juga dengan standar kualitas yang baik sehingga bisa memberi pengalaman baru bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali dan menggunakan layanannya.
Country Head OYO Hotels & Homes Indonesia Rishabh Gupta mengungkapkan alasan perusahaan memilih Bali sebagai wilayah ekspansi dan investasi, dikarenakan sekitar 43% jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia, memilih Pulau Dewata sebagai tujuan wisata.
Hal itu juga yang kemudian menyebabkan bisnis perhotelan atau penginapan tumbuh subur di sana. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, terdapat sekitar 551 hotel berbintang di Bali, yang terdiri dari 61% hotel bintang 1 hingga 3 pada 2017.
(Baca: Aplikasi OYO Gaet 1 Juta Pengguna Indonesia dalam 8 Bulan)
Adapun saat ini, terdapat 105 hotel dengan 1.034 kamar, yang menurutnya telah bergabung di jaringan hotel OYO di Bali. Per Agustus 2019, tingkat hunian hotel OYO di sana mencapai 65-70%, dengan rata-rata pemesanan terjadi setiap 1 menit.
Sebagai pelopor model bisnis perhotelan full-stack berbasis teknologi pertama di dunia, dia berharap kehadiran OYO akan memajukan industri perhotelan.
"Untuk bisa sukses di persaingan yang begitu ketat, dibutuhkan kemampuan memetakan solusi, potensi, serta tantangan di industri lokal," ujarnya.
OYO tercatat sebagai salah satu startup yang mulai beroperasi di Indonesia sejak Oktober 2018. Perusahaan mengklaim sebagai perusahaan jaringan hotel terbesar ketiga di dunia dan terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah kamar yang disediakan.
Awal kemunculannya di Indonesia, OYO menggandeng 30 properti di tiga kota, yaitu Jakarta, Surabaya dan Palembang. Kurang dari 10 bulan, perusahaan menyatakan berhasil mencatat pertumbuhan hingga 30 kali lipat.