Eksplorasi Potensi Bisnis Podcast di Kalangan Milenial

Pingit Aria
22 Juli 2020, 06:00
Kawan Lama Sejahtera ekspansi ke platform digital dan Podcast selama pandemi.
Kawan Lama Sejahtera
Kawan Lama Sejahtera ekspansi ke platform digital dan Podcast selama pandemi.

Jajak pendapat dilakukan pada 9 sampai 16 Juli 2020 itu juga mengungkap setidaknya 71,13% masyatakat pernah mendengarkan podcast, setidaknya sekali dalam enam bulan terakhir. Dari survei tersebut, podcast juga mengungguli radio sebagai konten audio yang paling diminati.

Ada berbagai platform untuk mendengarkan podcast. Namun, responden dari berbagai kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua umumnya masih memilih Spotify (66,2%) dan Google Podcast (22,2%) untuk mendengar siniar favoritnya. Berikutnya ada Soundcloud dengan Raihan suara 5,78%, dan platform penyedia podcast lokal, Inspigo baru mampu menarik perhatian 0,84% responden.

Berikutnya, iklan berdatangan...

Iklan Berdatangan

Sebagai pemain lokal di antara raksasa global, Inspigo tetap melihat peluang yang menjanjikan. “Milenial di Indonesia ini jumlahnya 84 juta, gede banget untuk ukuran pasar,” kata Yoris Sebastian, Co-Founder Inspigo.

Dengan membidik kalangan working milenial, Inspigo mencatatkan jumlah pengguna baru sebesar 100% selama pandemi Covid-19. Selain itu, pada bulan Juni, kenaikan jumlah pendengar di Inspigio mencapai 74% secara year on year (y-o-y).  

Lonjakan pengguna layanan Inspigo juga dipicu karena platform ini membuka konten-konten premium-nya menjadi gratis sejak Maret lalu. Hingga kini, Inspigo telah diunduh lebih dari 100 ribu kali di Google Play Store.

Pengguna Inspigo bisa menikmati episode podcast dari lebih dari 350 pembicara. Beberapa nama yang tercatat pernah menjadi pembicara di podcast Inspigo antara lain Najwa Shihab, Andi F Noya, hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama. Bagi pengguna yang ingin mendengar semua episode dalam album, Inspigo menerapkan model subscribe yang dibanderol Rp 30.000 per bulan.

Tidak hanya dari subscribe, Inspigo juga mengeksplorasi berbagai model bisnis di podcast. Salah satunya dengan memberikan wadah bagi korporasi untuk menjangkau konsumennya melalui berbagai pelatihan maupun seminar.

Strategi ini menurut Yoris membuat pertumbuhan Inspigo dapat lebih cepat dari segi bisnis, maupun jumlah pengguna. Meningkatnya jumlah pengguna kemudian mendatangkan iklan, salah satunya dari Singapore Airlines.

“Media tidak lepas dari pemasang iklan. Meski begitu, Inspigo di awal perkembangannya lebih fokus mengembangkan diri sebagai platform Business to Business (B2B) bagi korporasi,” Kata Yoris.

Aliran dana pengiklan ke bisnis podcast terekam dalam riset PricewaterhouseCoopers (PWC). Pendapatan iklan podcast secara global diproyeksikan mencapai US$ 864 juta pada tahun 2020 ini. Pendapatan ini berpotensi naik hingga US$ 1,04 Miliar atau Rp 147 Triliun di 2021. 

Belum ada data spesifik mengenai iklan di podcast Indonesia. Namun, benih bisnis yang baru berkecambah ini diyakini akan tumbuh subur. Ahli Ekonomi Digital Universitas Padjadjaran Irsyad Kamal menyebut podcast sudah semakin familiar di antara para pengiklan.

“Industri sudah tahu cara mainnya. Mereka juga paham industri podcast ini nieche market, jadi sudah tahu podcaster yang selaras dengan campaign-sama,” kata Irsyad kepada katadata.co.id, Jumat (14/07) lalu.

Reporter: Muhamad Arfan Septiawan

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...