Tiktok Indonesia Ungkap 3 Strategi Bisnis di 2020 untuk Gaet Pengguna
Perusahaan aplikasi, TikTok Indonesia memaparkan tiga startegi bisnisnya tahun ini di tengah pandemi corona. Langkah ini dilakukan untuk menggaet lebih banyak penggunanya di Indonesia melalui platformnya tersebut.
Head of Communications ByteDance Indonesia, Chatrine Siswoyo mengatakan, diversifikasi konten merupakan strategi pertama yang diusung perusahaan. Menurutnya, TikTok saat ini memiliki kategori konten yang lebih beragam, mulai dari konten edukasi, resep masakan, fesyen, dan sebagainya.
Bila dibandingkan beberapa tahun lalu, dia menilai konten Tiktok saat ini jauh lebih beragam. "Jadi, dengan semakin beragam berarti semakin banyak pilihan (konten) bagi pengguna untuk terus melihat platform kami," ujar Chatrine kepada Katadata.co.id, Kamis (23/7).
Strategi kedua, dari segi monetisasi, perusahaan memggandeng berbagai merek (brand) untuk menjangkau komunitas kreatif di TikTok. Saat ini, menurut dia, sudah banyak merek yang beriklan melalui platformnya.
"Tidak hanya memasang iklan saja, tetapi mereka (merek) juga mengajak komunitas kreator kami untuk meningkatkan kesadaran (lingkungan) melalui produk atau merek mereka," ujar Chatrine.
Ketiga, perusahaan juga bakal berfokus untuk menggaet para bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Salah satuny, melalui fitur platform pemasangan iklan 'TikTok for Business Self Serve'. Sebab, ia menjelaskan, selama pandemi corona banyak UMKM yang terdampak.
Selain itu, Chatrine mengatakan, TikTok akan memberikan dana subsidi sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun bagi UMKM secara global yang ingin menggunakan layanan iklan tersebut saat pandemi corona. Namun, dia tak memerinci besaran subsidi yang diberikan kepada masing-masing negara.
Setiap UMKM yang mendaftar dan memenuhi syarat akan mendapatkan bantuan berupa kredit iklan US$ 300 hinga Rp 2.000.
"Jadi kami tidak hanya menyediakan platformnya, tetapi kami juga menyediakan amunisi awal bagi teman-teman UMKM yang ingin memulai di TikTok. Itu merupakan bentuk dukungan kami selama pandemi ini," ujarnya.
Sebelumnya, Direct Sales Leader TikTok Indonesia Pandhu Wiguna mengklaim bahwa platform Self-Serve merupakan evolusi dari TikTok yang menjadi solusi periklanan masa kini. Berdasarkan laporan McKinsey, selama pandemi Covid-19, 54% konsumen Indonesia menghabiskan lebih banyak waktu untuk menonton video.
Format video singkat dan komunitas TikTok yang kreatif dinilai menjadi peluang bagi pelaku usaha, termasuk UMKM untuk menggaet pasar. Layanan ini juga diklaim dinamis, dengan pemasaran yang lebih efektif dan interaktif.
"Dengan akses yang mudah dan fleksibel yang diberikan platform Self-Serve ini, kami yakin bahwa UMKM pun dapat segera melakukan digitalisasi dan membangkitkan kembali bisnisnya di masa new normal ini dan seterusnya," ujar Pandu saat konferensi pers secara virtual, Jumat (10/7).
Di Indonesia, rata-rata pengguna TikTok menonton lebih dari 100 video per hari atau sekitar 30 miliar tayangan per bulan. Berdasarkan kajian internal, setiap pengguna rerata membuka aplikasi lima kali sehari.
Terdapat lima kategori konten yang paling populer di Tiktok Indonesia yakni komedi, edukasi, vlog, fesyen, dan talenta.
Strategi Bisnis Global
Seperti diketahui, salah satu aplikasi populer di kalangan anak muda ini sedang gencar mendorong pertumbuhan bisnis.
Para eksekutif TikTok global bahkan dikabarkan tengah mempertimbangkan beberapa hal, termasuk membentuk dewan manajemen baru, termasuk mendirikan kantor pusat di luar Tiongkok.
Tech In Asia melaporkan, ada lima lokasi yang kabarnya dipertimbangkan TikTok. Kelimanya yakni New York, London, Dublin, Singapura, dan Los Angeles.
Namun, sejak diumumkan dua minggu lalu bahwa TikTok global tengah mengevalusi perubahan pada struktur bisnis perusahaan, ada sejumlah saran dari pihak luar yang tidak terlibat dalam diskusi internal perusahaan.
Mengenai kabar pemindahan kantor pusat, ketika dikonfirmasi, manajemen Tiktok enggan berkomentar.
"Kami tidak mengomentari rumor atau spekulasi (perpindahan kantor pusat). Kami percaya diri pada keberhasilan jangka panjang yang dialami TikTok dan akan mengumumkan rencana perusahaan ketika ada sesuatu yang perlu disampaikan," ujar Chief Information Security Officer TikTok Roland Cloutier.