Dapat Pendanaan, Sociolla Perluas Akses Distribusi Produk Kecantikan
Startup di bidang kecantikan Social Bella atau Sociolla memperoleh pendanaan US$ 58 juta atau Rp 828,5 miliar pada bulan lalu. Kini, perusahaan memperluas jaringan dan membuka akses distribusi antara mitra peritel dengan pelanggan.
Sociolla membuka jaringan distribusi baru melalui perusahaan afiliasi PT Semesta Distribusi Indonesia (SDI). VP Commercial PT SDI Helmi Prasetyo mencatat, jaringan distribusi sebagian pemegang merek (brand) terbatas.
Di satu sisi, peritel tidak memiliki akses distribusi dan data mengenai produk yang diminati masyarakat. "Kebutuhan ini yang akan kami penuhi melalui SDI,” ujar Helmi dikutip dari siaran pers, Kamis (13/8).
Dengan masuk ke ekosistem Social Bella, SDI memiliki akses ke ratusan merek kecantikan, data terkait tren, infrastruktur distribusi cabang dan warehouse, serta tim on-the-ground berpengalaman.
Sedangkan Social Bella bisa memperluas akses distribusi bagi para mitra peritel dan pelanggan. SDI juga dapat menyediakan one-stop service bagi pemegang merek produk
kecantikan dan perawatan diri.
Lalu, pelanggan dapat mengetahui proses pengiriman, pembayaran, komplain, produk terbaru, serta promosi secara real time. Sedangkan pemegang merek akan mendapatkan gambaran tentang pemilihan produk maupun pendekatan yang tepat untuk memasuki suatu pasar.
Saat ini, SDI telah menggandeng lebih dari 55 ribu peritel baik di Modern Trade (MT) maupun General Trade (GT) di seluruh kota besar di Indonesia. SDI juga menjangkau 24 kota, serta memiliki 16 sales point dan 10 sub-distributor.
"Melalui jaringan SDI dan pengalaman kami di industri kecantikan, pemilik brand
dapat menditribusikan produk ke seluruh channel toko ritel di kota besar tanpa harus melakukan investasi besar," ujarnya.
Pengembangan bisnis itu dilakukan setelah Social Bella memperoleh pendanaan dari Temasek Singapura, Pavilion Capital, dan Jungle Ventures. Dana segar ini memang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis.
Co-Founder dan Presiden Social Bella Christopher Madiam berharap, pendanaan itu dapat mendukung upaya perusahaan menggarap pasar kecantikan dan perawatan di Indonesia.