Grup Emtek Rambah Sektor Logistik Lewat Investasi ke Startup Waresix
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek) terlibat dalam pendanaan seri B startup di bidang logistik, Waresix. Investor terdahulu (existing investor) EV Growth dan Jungle Venture juga terlibat dalam investasi ini.
Selain itu, SoftBank Ventures Asia, Pavilion Capital, dan Redbadge Pacific turut berpartisipasi. Total dana yang dikumpulkan oleh Waresix sejak tahun lalu mencapai US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Ini bukan pertama kali bagi Emtek menyuntikan modal ke perusahaan rintisan. Konglomerat ini mengakuisisi lebih dari 50% saham PT Nusa Satu Inti Artha, pemilik platform teknologi finansial (fintech) pembayaran DOKU pada akhir 2016.
Emtek juga mengakuisisi 90% saham PT Espay Debit Indonesia Koe (Espay) pada 2017. Setahun kemudian Ant Financial (Alipay) dan Emtek meluncurkan aplikasi fintech pembayaran DANA.
Konglomerat itu juga merambah layanan percakapan berbasis aplikasi, melalui BlackBerry Messenger (BBM). Cucu usaha Emtek, Creative Media Works Pte Ltd (CMW) mendapatkan lisensi BBM pada 2016.
Anak usaha Emtek, PT Kreatif Media Karya (KMK) memiliki CMW sepenuhnya. Sedangkan 99,99% saham KMK dimiliki oleh Emtek.
Namun jumlah pengguna layanan BBM di Indonesia terus menurun. Oleh karena itu, Emtek menghentikan operasi BBM per akhir Mei tahun lalu.
Emtek juga menanamkan modalnya di salah satu unicorn bidang e-commerce, Bukalapak. Berdasarkan keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 27 Mei 2019, KMK tercatat memiliki 35,17% dari total saham Bukalapak.
Kali ini, konglomerat itu merambah sektor logistik melalui Waresix. Sebagian startup di sektor ini memang mendulang untung di tengah pandemi corona. Hal ini karena permintaan layanan e-commerce meningkat, sehingga berdampak positif bagi perusahaan logistik.
Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mencatat, pengiriman barang dari e-commerce berkontribusi 50%. ALFI pun memprediksi potensi pertumbuhan bisnis logistik bisa mencapai lebih dari 30% pada tahun ini.
Waresix pun sudah membukukan laba bersih sejak Juni 2019. Pendapatan bulanannya bahkan tumbuh 30 kali lipat pada tahun lalu.
CEO Waresix Andree Susanto mengatakan, akan menggunakan dana segar yang diperoleh dari putaran pendanaan seri B untuk pengembangan infrastruktur dan teknologi logistik. Selain itu, untuk memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dan memperluas pasar.
CFO Waresix Edwin Wibowo menambahkan, perusahaan ingin menyediakan lebih banyak solusi atas berbagai permasalahan riil di lapangan. Oleh karena itu, Waresix ingin memperkuat teknologi.
"Dalam dua tahun terakhir, kami telah membuktikan ini (mengatasi berbagai permasalahan riil bisang logistik)," ujar Edwin dikutip dari siaran pers, kemarin (10/9).
Startup yang berdiri pada 2017 itu menyediakan layanan truk logistik (trucking) dan pergudangan. Waresix menghubungkan korporasi besar dan menengah dengan perusahaan ekspedisi dan trucking kecil. Selain itu, menawarkan perencanaan, pemilihan rute, dan penjadwalan.
Dengan begitu, pelanggan dan pemasok mendapat panduan yang terpersonalisasi hingga insight terkait logistik. Perusahaan mengklaim dapat memberikan tingkat utilitas truk 50% lebih tinggi dari sistem pengiriman tradisional.
Saat ini, Waresix melayani lebih dari 250 korporasi dari berbagai bidang usaha termasuk komoditas, Fast Moving Consumer Good (FMCG), perlengkapan industrial, infrastruktur, dan ritel. Beberapa kliennya yakni Unilever, Indofood, Siam Cement Group, Wings, dan JD.ID.
Perusahaan kini mempunyai 40 ribu truk dan 375 gudang yang tersebar di sekitar 100 kota di Indonesia. Perusahaan juga mengintegrasikan layanannya dengan beberapa fasilitas logistik kunci seperti Indonesia National Port.