Gojek Vaksinasi 40 Ribu Pengemudi untuk Dorong Bisnis Transportasi
Startup penyedia layanan on-demand, Gojek menargetkan 40 ribu mitra pengemudi divaksinasi Covid-19 guna mendongkrak bisnis berbagi tumpangan (ride hailing). Decacorn ini pun menggaet perusahaan rintisan di bidang kesehatan Halodoc dan emerintah Provinsi DKI Jakarta.
Co-CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang dimulai hari ini (29/4) merupakan tahap awal. Baru ada dua lokasi di Jakarta, yakni Kemayoran, Jakarta Pusat dan WestOne City Cengkareng, Jakarta Barat.
Kedua lokasi itu mampu mengakomodasi vaksinasi hingga 1.500 dosis per hari.
Gojek akan memperluas lokasi vaksinasi di daerah lain, setidaknya hingga 19 tempat. “Kami juga menargetkan 30-40 ribu mitra pengemudi yang divaksinasi,” kata Kevin saat konferensi pers virtual, Kamis (29/4).
Mitra pengemudi yang ingin divaksinasi bisa mendaftar melalui layanan LOKET. Platform ini mendukung pengaturan kedatangan peserta vaksinasi melalui registrasi dan penjadwalan secara online.
Saat ini, LOKET telah memfasilitasi lebih dari 250 program vaksinasi di berbagai kota di Indonesia. Layanan ini juga menjangkau lebih dari 150 ribu peserta vaksinasi.
Kevin mengatakan, vaksinasi diharapkan menambah minat masyarakat dalam menggunakan layanan berbagai tumpangan saat pandemi corona. Dengan begitu, bisnis transportasi Gojek akan kembali pulih.
“Keamanan layanan selalu menjadi prioritas, apalagi di tengah pandemi corona,” kata Kevin.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menilai, fasilitas tersebut dapat menambah kepercayaan masyarakat dalam menggunakan moda transportasi lain. Pemprov DKI Jakarta menargetkan bisa memberikan vaksin kepada 256 ribu pekerja transportasi di ibu kota.
Saat ini, baru 30 ribu pekerja yang sudah divaksin. “Jadi, vaksinasi dari Gojek bisa mempercepat target kami vaksinasi kepada pekerja transportasi,” ujarnya.
Di sisi lain, transaksi layanan transportasi Gojek melorot pada tahun lalu akibat pandemi corona. Chief Transport Officer Gojek Group Raditya Wibowo mengatakan, permintaan layanan berbagi tumpangan seperti GoRide dan GoCar turun karena ada pembatasan kegiatan di luar rumah.
Berdasarkan data asosiasi pengemudi ojek online, Garda, pendapatan pengemudi anjlok 70%-90% pada awal pandemi virus corona. Ketika pembatasan sosial berkala besar (PSBB) diperlonggar, penghasilan membaik atau diperkirakan hanya turun 50% dibandingkan sebelum ada Covid-19.
Selain vaksinasi, Gojek melakukan beberapa upaya agar bisnis transportasi tidak terlalu anjlok. Caranya, memperkuat protokol kesehatan J3K atau Jaga Kesehatan, Keamanan dan Kebersihan.
Lalu, memperbanyak Zona Nyaman J3K sebagai standar baru titik penjemputan. Layanan ini dilengkapi dengan pengukuran suhu tubuh, antrian berjarak, pembagian masker, hairnet, hand sanitizer, desinfeksi helm dan pegangan pintu mobil, serta tempat penitipan helm pribadi.
Gojek juga menambah jumlah Alat Perlindungan Driver seperti sekat pelindung, pelindung wajah tambahan untuk helm, dan lainnya.
Kemudian Gojek meluncurkan layanan baru GoCorp khusus untuk mendukung perjalanan bisnis pengguna. Hal ini karena perkantoran masih menjadi salah satu destinasi utama masyarakat dalam menggunakan GoRide maupun GoCar.
Gojek juga memperkuat fitur GoTransit yang diperkenalkan pada 2020. Fitur ini dinilai menjadi solusi bagi pengguna dalam merencanakan perjalanan hingga mengambil keputusan secara sistematis mengenai moda transportasi.
Layanan itu dinilai dapat membantu pengguna memperkirakan waktu perjalanan di luar rumah agar terhindar dari paparan virus corona.
Lalu, Gojek memperluas inisiatif terkait teknologi ramah lingkungan. Pada tahun lalu, Gojek membuat berbagai inisiatif teknologi ramah lingkungan melalui GoGreener. Pada 2021, inisiatif diperluas seperti uji coba kendaraan listrik dan ui emisi kendaraan bermotor, serta carbon offset.
Gojek juga membuat beragam fitur baru, salah satunya pembayaran parkir dan tol tanpa cash. Selain itu, perusahaan berencana membuat fitur penjadwalan pesanan GoRide dan GoCar, perubahan titik jemput, menyimpan alamat, serta transportasi yang dipersonalisasi.