Ekosistem Grab - Emtek - Bukalapak - DANA Incar Kota Tier 2 dan 3
Grab, Emtek, Bukalapak, dan DANA menyasar pasar di kota tingkat (tier) dua dan tiga. Permintaan layanan di wilayah ini dinilai potensial, mengingat sebagian besar e-commerce dan startup membidik konsumen di kota metropolitan.
Emtek dan Grab membuat program kolaborasi berupa akselerasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bernama Festival Kota Mapan, yang akan digelar pada September. Keduanya menyasar UMKM di kota tier dua dan tiga, dimulai dari Solo, Jawa Tengah.
Kota tier dua atau rising urbanites seperti Makassar, Denpasar, dan Semarang. Sedangkan tier tiga atau slow adapters misalnya, Magelang, Prabumulih, dan Bangli.
"Ini untuk menghadirkan digitalisasi yang lebih luas," kata Country Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi saat konferensi pers virtual, Senin (26/7).
Managing Director Emtek Sutanto Hartono menambahkan, potensi pasar di kota-kota tersebut besar. Namun ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk mengjangkau konsumen di wilayah ini.
"Hambatan itu yakni wilayah yang lebih kecil dan ada biaya tinggi. Kemudian, faktor infrastruktur yang kurang," kata Sutanto.
Kedua perusahaan itu pun menggaet Bukalapak. E-commerce bernuansa merah ini sudah menyasar konsumen di perdesaan sejak beberapa tahun terakhir, lewat agen dan warung.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan, perusahaan e-commerce cenderung menyasar pasar di kota besar. Oleh karena itu, unicorn ini berfokus menyasar konsumen di wilah tier dua dan tiga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk yang tinggal di kota tier dua dan tiga mencapai 90% dari total populasi. Namun, nilai transaksi atau gross merchandise value (GMV) e-commerce di wilayah ini hanya 30% dari total.
Itu artinya, mayoritas transaksi e-commerce masih didominasi oleh penduduk di kota metropolitan atau tier satu.
Namun riset Alpha JWC Ventures dan Kearney berjudul ‘Unlocking the next wave of digital growth: beyond metropolitan Indonesia’ menunjukkan, pertumbuhan ekonomi digital di kota tier dua dan tiga diperkirakan naik lima kali lipat dalam lima tahun ke depan.
Riset itu juga mencatat, kota metropolitan seperti Jakarta dan Surabaya masih menjadi kontributor terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, yakni 24%. Apabila potensi digital di kota tier dua dan tiga dikembangkan secara signifikan, kontribusi PDB bisa naik hingga 5% pada 2030. Sedangkan porsi kota metropolitan menurun 5%-6%.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo pernah menyampaikan, penetrasi e-commerce di luar kota metropolitan masih rendah. "Hanya 5% penetrasi di kota-kota luar tier satu. Padahal, kalau dipikir lagi, yang membutuhkan di luar wilayah itu," kata Teddy saat konferensi pers virtual, akhir tahun lalu (11/9/2020).
Oleh karena itu, perusahaan menilai bahwa potensi pasar kota tier dua sangat besar. Sejauh ini, hampir 70% bisnis Bukalapak dijalankan di luar kota tier satu. "Kami bertahun-tahun membangun mitra di kota ini (luar tier satu). Mayoritas pengguna juga di sana," ujarnya.
Selain Bukalapak, DANA menyasar pasar di perdesaan. Emtek memiliki saham di Bukalapak melalui anak usaha, Kreatif Media Karya.
Emtek juga menjadi salah satu investor platform teknologi finansial (fintech) pembayaran DANA.
CEO DANA Vincent Iswara sempat menyampaikan, perusahaan tidak menutup kesempatan menyasar UMKM di rural. Ini karena potensi pasar di Indonesia dinilai besar.
Untuk itu, perusahaan memperbesar kerja sama dengan pemerintah daerah (pemda). Lalu, secara rutin, menggelar webinar terkait manfaat dompet digital sekitar tiga kali dalam sebulan di daerah potensial.
Selain itu, dijalankan pemasaran digital. "Dengan cara-cara ini, kami mendorong pengguna untuk go-digital,” kata Vincent dalam webinar bertajuk 'Strategi Platform Digital Membangkitkan Bangga Buatan Indonesia', tahun lalu (27/10/2020).