Huawei Investasi Rp 1,4 Triliun untuk Startup Indonesia - Vietnam
Huawei menginvestasikan US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun untuk mendukung startup di Asia Pasifik dalam tiga tahun ke depan. Perusahaan asal Tiongkok ini membidik 1.000 perusahaan rintisan di Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Vietnam.
Perusahaan teknologi itu sebelumnya membantu Singapura, Hong Kong, Malaysia, dan Thailand dalam membangun startup hub. Kini Huawei menyasar Indonesia, Filipina, Sri Lanka, dan Vietnam.
Rencana investasi dan pengembangan startup hub di keempat negara itu termasuk dalam Spark Program. Ini bertujuan membangun ekosistem perusahaan rintisan yang berkelanjutan di kawasan selama tiga tahun ke depan.
Huawei pun menyasar 1.000 startup untuk bergabung ke dalam program akselerator Spark. Selain itu, meningkatkan skala 100 perusahaan yang terpilih.
Senior Vice President dan Board Member Huawei Catherine Chen menyampaikan, pada 34 tahun lalu, Huawei merupakan startup yang hanya memiliki modal terdaftar US$ 5.000. “Kami terus berpikir bagaimana dapat memanfaatkan pengalaman dan sumber daya untuk membantu lebih banyak startup mengatasi tantangan,” katanya saat menghadiri HUAWEI CLOUD Spark Founders Summit dikutip dari keterangan pers, Rabu (4/8).
Ia yakin, investasi dari Huawei akan membantu startup mengapitalisasi peluang dari adanya transformasi digital.
Dalam acara itu, Huawei juga meluncurkan kolaborasi Cloud-plus-Cloud dan Program Inovasi bersama untuk meningkatkan dukungan kepada perusahaan rintisan di seluruh dunia. “Ini untuk mendukung startup dan menginvestasikan sumber daya US$ 40 juta,” kata CEO of Huawei's Cloud Business Unit Zhang Ping'an.
Ia menyampaikan, investasi tersebut berasal dari Huawei Cloud dan Huawei Mobile Services (HMS). Perusahaan berencana mendukung 200 startup di ekosistem HMS dan berbagi jaringan sumber daya.
Selain itu, Huawei bakal membuka Pusat Inovasi Pengembang HMS untuk mendukung 100 ribu pengembang cloud-native HMS.
Penawaran komputasi awan alias cloud Huawei diklaim membantu para pengembang dan mitra untuk menyatukan akun, platform pengembangan, serta distribusi dan operasi aplikasi.
Sedangkan HMS diklaim menjadi ekosistem aplikasi seluler terbesar ketiga di dunia. Saat ini, terdapat 4,5 juta pengembang dari lebih dari 170 negara dan wilayah yang menggunakan HMS.
President for Asia Pacific Region of Huawei Jeffery Liu menambahkan, perusahaan berkomitmen memantapkan moto In Asia Pacific, For Asia Pacific selama dua dekade terakhir. Caranya, memanfaatkan basis pelanggan global Huawei dan teknologi full-stack,
Selain itu, melalui program Spark dan memberikan dukungan komprehensif untuk pembentukan ekosistem startup berkelanjutan. “Ini akan menciptakan nilai baru bagi kawasan,” ujar Liu.
Pertemuan tingkat tinggi HUAWEI CLOUD Spark Founders Summit itu dihadiri oleh perwakilan startup di Asia, lebih dari 300 pendiri perusahaan rintisan, akademisi, berbagai industri dan pemerintah, media, serta 50 lebih modal ventura regional.
Pada kesempatan itu, Huawei meluncurkan tiga inisiatif tambahan dalam Program Spark Asia Pasifik, yaitu Spark Developer Program, Spark Pitstop, dan Spark Innovation Program (SIP).
Spark Developer Program bertujuan menyokong pembinaan ekosistem pengembang di kawasan Asia Pasifik yang didukug oleh HUAWEI CLOUD. Spark Pitstop, untuk menggabungkan dan mendukung startup di HUAWEI CLOUD agar dapat mempercepat pengembangan produk.
Terakhir, Spark Innovation Program yang berfokus memfasilitasi inovasi perusahaan melalui ekosistem startup Spark.