Investasi ke Startup RI Rp 67 Triliun dalam 6 Bulan, Lampaui 4 Tahun
Google, Temasek, dan Bain dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2021 memperkirakan, nilai investasi ke startup di Indonesia US$ 4,7 miliar atau Rp 67 triliun pada semester pertama. Angkanya melampaui setahun penuh dalam empat tahun terakhir.
"Nilai transaksi investasi pada paruh pertama 2021 juga melampaui nilai transaksi dalam empat tahun terakhir," demikian dikutip dari laporan tersebut, Rabu (10/11).
Pada semester pertama tahun lalu, investasi ke startup Indonesia US$ 2,8 miliar. Sedangkan pada paruh kedua 2020 mencapai US$ 1,6 miliar.
Rincian pendanaan ke startup Indonesia dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Dari sisi jumlah transaksi, ada 300 pendanaan ke startup Indonesia pada paruh pertama. Jumlahnya meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu 235 kesepakatan
Transaksi investasi untuk startup Tanah Air itu mencakup dari modal ventura, ekuitas swasta, dan investor strategis.
Google, Temasek, dan Bain juga memperkirakan, nilai ekonomi digital Indonesia US$ 70 miliar atau Rp 997 triliun tahun ini. Nilai ekonomi digital di Indonesia tumbuh 49% dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy).
“Ekonomi digital Indonesia US$ 70 miliar mengindikasikan prospek yang optimistis untuk negara berpopulasi besar ini,” demikian dikutip.
Proyeksi nilai ekonomi tersebut berdasarkan transaksi bruto alias gross merchandise value (GMV) lima sektor, yakni e-commerce, berbagi tumpangan (ride hailing) dan pesan-antar makanan, media digital, online travel, serta finansial.
Sebelumnya riset yang dilakukan oleh perusahaan digital PR, Scale PR menyebutkan ada 104 perusahaan rintisan Indonesia yang memperoleh investasi pada semester pertama. Jumlahnya meningkat 40,5% dari periode yang sama 2020, yakni 74 startup.
Nilai pendanaan kepada startup Indonesia US$ 3,8 miliar, naik 91% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 2 miliar.
Ada tiga sektor andalan yang paling banyak dilirik investor, yaitu sektor teknologi finansial (fintech), logistik, dan e-commerce. Itu dilihat dari besarnya jumlah perusahaan rintisan dan pendanaan yang mengalir di sektor tersebut.
Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan mengatakan, banyaknya investasi yang mengalir ke startup e-commerce, karena sektor ini sudah semakin matang.
Ia pun menilai, perusahaan rintisan di bidang e-commerce berpeluang besar untuk exit, termasuk pencatatan saham perdana ke publik atau IPO.
Exit strategy adalah pendekatan yang direncanakan untuk mengakhiri investasi dengan cara yang akan memaksimalkan keuntungan dan/atau meminimalkan kerugian. Ini bisa berupa IPO, merger, atau akuisisi.
"Ini yang notabene memperluas cakupan investasi," kata Edward kepada Katadata.co.id, pada Oktober (4/10).
Sedangkan fintech menjadi sektor startup yang diincar karena terdongkrak kolaborasi dengan bank digital. “Ini momentum yang saling bersambut," kata dia.