Banyak Startup Tutup dan PHK, Bos Lippo: Ini Musim Semi

Desy Setyowati
28 Juni 2022, 14:29
lippo, startup,
Grup Lippo
CEO Grup Lippo John Riady

Beberapa startup menutup layanan, kesulitan membayar gaji pegawai, dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) selama pandemi corona. Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady menilai, ini justru menjadi musim semi bagi perusahaan rintisan berkinerja baik.

Berdasarkan catatan Startup Ranking, ada 2.219 perusahaan rintisan di Indonesia. John menilai, startup berfokus pada dua hal untuk menarik hati investor, yakni:

  • Untuk bisa bersaing, mereka mengupayakan agar layanan bisa diterima secara luas oleh masyarakat
  • Mendorong keandalan dan inovasi digital yang berkesinambungan.

Menurutnya, persaingan dalam menguasai pasar dan mencari bakat digital, berhadapan dengan semakin tercekiknya arus modal maupun kelangkaan talenta.

Berdasarkan riset McKinsey dan Bank Dunia, Indonesia membutuhkan sekitar sembilan juta talenta digital selama 2015 hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu tenaga ahli di bidang siber per tahun.

Namun hanya 20% dari total 4.000 kampus di Indonesia yang memiliki program studi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun mencatat, ada talent gap sekitar 400 ribu – 500 ribu per tahun.

Kelangkaan talenta digital itu mengerek biaya operasional berbagai perusahaan rintisan.

Di satu sisi, startup gencar menerapkan strategi agresif, salah satunya dengan ‘bakar uang’. Ini bertujuan untuk memperluas pasar.

Alhasil, efisiensi dalam bentuk PHK dinilai menjadi lebih rasional bagi startup.

Menurut John Riady, krisis talenta digital dan persaingan pasar yang menuju tidak sehat itu terjadi di tengah memburuknya kondisi perekonomian global.

“Kebutuhan modal yang besar dalam pengembangan usaha rintisan harus berhadapan dengan situasi inflasi yang cenderung tinggi. Ini menyebabkan berbagai pihak menahan dana. Terlebih lagi, saat ini terjadi gesekan dari kebijakan The Fed yang menyedot arus kapital global,” kata John dalam keterangan pers, Selasa (28/6).

John yang juga menjadi praktisi modal ventura di bawah Lippo Group memiliki riwayat panjang dalam mengembangkan berbagai startup. Melalui PT Venturra Capital, ia melakukan penetrasi ke dalam ekosistem ekonomi digital sejak 2015.

Startup yang didukung oleh Venturra Capital antara lain Ruangguru, OVO, Sociola, dan Grab. “Kini, masih ada puluhan yang kami kembangkan,” ujar John.

John menilai, rontoknya bisnis beberapa startup disebabkan berbagai kesalahan persepsi. Paling mendasar, yakni persepsi terkait prospek perusahaan rintisan di tengah arus digitalisasi yang semakin meluas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...