East Ventures Suntik Startup Milik Pendiri e-Sports EVOS Avium
Startup media Web3 asal Singapura Avium mengumpulkan pendanaan pre-seed US$2 juta atau setara Rp 29,6 miliar. Investasi ini dipimpin oleh Saison Capital, diikuti oleh East Ventures.
Co-founder Avium Ivan Yeo mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk membangun merek dan kekayaan intelektual. “Dengan mendanai pembuatan konten asli, menerbitkan cerita di media, dan membangun jaringan pembuat konten olahraga,” katanya dikutip dari Tech in Asia, Rabu (24/8).
Investor lain yang berpartisipasi dalam putaran pendanaan itu, termasuk East Ventures, Mirana Ventures, Hepmil Media Group, mitra Quest Ventures dan mantan presiden WarnerMedia Asia Pasifik Ricky Ow.
Avium merupakan startup bagi para kreator dan seniman untuk membuat dan memproduksi konten animasi. Konten-konten ini dikembangkan oleh studio di Asia Tenggara yang bekerja untuk perusahaan seperti Marvel Comics, Valve, Netflix, Prime Video, dan Tencent.
Perusahaan yang dimaksud mencakup pengembangan hiburan original studio, pembuatan media dan produk konsumen, dan distribusi jaringan media.
Salah satu konten yang ada di ekosistem Avium yakni Founders' Pass NFT, yang diluncurkan pada awal Agustus. Para pemegang NFT diberikan akses eksklusif untuk membangun merek Avium bersama dengan tim pendiri.
Selain itu, mereka berhak untuk membangun merek bersama studio dan produsen yang menjadi mitra Avium.
Avium didirikan pada awal 2022 oleh Ivan Yeo dan Nathanael Lim.
Yeo sebelumnya mendirikan Evos, salah satu organisasi e-sports terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 100 juta pengikut. Sedangkan Lim adalah pengacara blockchain untuk perusahaan global termasuk Huobi, Binance, Facebook, dan Razer.
Peluncuran Avium menandai kembalinya Yeo ke industri media dan hiburan setelah didiagnosis menderita penyakit berat dua tahun lalu.
Penggalangan dana Avium juga datang saat pelaku usaha di industri media dan hiburan meningkatkan investasi di sektor Web3.
Web3 atau Web 3.0 merupakan teknologi internet yang terdesentralisasi berdasarkan blockchain. Teknologi ini hadir di balik maraknya kripto dan non-fungible token atau NFT.
Awal tahun ini, Line Games menginvestasikan US$5,8 juta atau Rp 85,9 miliar kepada Nerdystar untuk platform game blockchain Luxon. Lalu, pembuat gim asal Jepang Akatsuki menggelontorkan US$20 juta untuk mendukung proyek Web3 di Asia.