Cara Blibli, GoTo, Startup Hadapi Ancaman Resesi
Sejumlah negara mengantisipasi potensi resesi ekonomi tahun ini. GoTo, Blibli dan investor startup pun membagikan langkah-langkah antisipatif.
Chief Marketing Officer Blibli Edward Kilian Suwignyo mengkaji sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi iklim bisnis, termasuk di Indonesia pada 2023. “Ini tentunya perlu disikapi secara bijak oleh pelaku usaha, termasuk Blibli,” katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (4/1).
Meski begitu, ia tetap optimistis bahwa fundamental ekonomi Indonesia kuat. Pertumbuhan ekonomi kuartal III 5,72% secara tahunan (year on year/yoy), rinciannya sebagai berikut:
“Optimisme ini sejalan dengan kinerja Blibli yang solid pasca-pencatatan saham perdana alias initial public offering (IPO) di tengah pandemi Covid-19,” katanya.
Rincian kinerja Blibli pada kuartal III 2022 sebagai berikut:
- Total nilai pemrosesan atau Total Processing Value (TPV) konsolidasi Rp 40,6 triliun atau tumbuh 105% yoy
- Pendapatan bersih Rp 10,5 triliun atau naik 98% yoy
“Kami percaya we’re on the right track,” ujarnya.
Sedangkan langkah perusahaan untuk mengantisipasi dampak resesi sebagai berikut:
- Mengandalkan berbagai inovasi
- Mengandalkan sinergi ekosistem Blibli bersama Tiket.com dan Ranch Market
- Strategi omnichannel menjadi salah satu fokus utama perusahaan dalam meningkatkan customer journey untuk berbelanja dan bertransaksi secara seamless
- Investasi kapabilitas data analytics dan machine learning mendukung perusahaan menghadirkan layanan yang customer-centric
- Pengembangan jaringan warehouse atau pergudangan yang menggunakan Hub-and-Spoke model, serta kapabilitas end-to-end fulfilment solution
- Mendukung layanan pengiriman yang effective, fast, dan efficient
Head, Corporate & Policy Communications of Grab Indonesia Dewi Nuraini enggan berkomentar mengenai upaya mengantisipasi resesi. Sebab, ancaman resesi ekonomi bersifat spekulatif.
Sedangkan Chief Corporate Affairs GoTo Nila Marita optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi oleh Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) 4,5% - 5,3% yoy tahun ini.
“Kami percaya bahwa layanan di ekosistem GoTo tetap menjadi pilihan konsumen Indonesia,” kata Nila kepada Katadata.co.id, Selasa (3/1).
Langkah-langkah yang akan dilakukan oleh perusahaan tahun ini, di antaranya:
- Terus berfokus mendorong pertumbuhan usaha melalui produk dan layanan utama
- Menyediakan berbagai inovasi solutif bagi pengguna. Yang terbaru, yakni meluncurkan GoCar Luxe dan inisiatif Tokopedia Hijau
Sedangkan CEO Sirclo Group Brian Marshal menilai, pelaku bisnis tetap perlu mewaspadai kondisi ekonomi global, meski pertumbuhan ekonomi Indonesia positif. “Lanskap bisnis Indonesia harus mengantisipasi beberapa tantangan tahun ini,” kata dia dalam keterangan pers, Kamis (5/1).
Hal itu karena ada faktor seperti:
- Inflasi
- Suku bunga yang lebih tinggi
- Rantai pasokan global yang terganggu
“Pemahaman atas keadaan tersebut perlu dimiliki oleh setiap pelaku usaha dalam mempersiapkan bisnisnya di tahun yang baru ini,” ujar Brian.
Caranya yakni:
- Melihat gambaran besar perekonomian Indonesia pasca-pandemi Covid-19
- Tidak mengabaikan penjualan bervolume kecil. Sebab, mesin perekonomian negara yakni UMKM, sebagian besar menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari.
- Kurangi biaya produksi dan tingkatkan penjualan. Dengan menurunkan harga secara bertahap sambil mempertahankan margin keuntungan yang didapatkan dari setiap penjualan, pelaku bisnis dapat meningkatkan pangsa pasar.
- Perbanyak kolaborasi dan kemitraan
Sedangkan investor startup seperti East Ventures mengatakan, tahun lalu penuh tantangan bagi industri teknologi. Dalam mengarungi krisis dan ketidakpastian, “kami akan selalu mendukung portofolio dan para founder dalam kondisi apapun,” kata perusahaan dalam keterangan pers, Selasa (3/1).
Modal ventura itu akan bekerja dengan para founder startup, memetakan dan memahami situasi spesifik, dan memberikan saran yang sesuai.
East Ventures menyarankan para pendiri startup untuk lebih berhati-hati dan terampil dalam mengambil keputusan bisnis.
“Fokus kami selalu pada para founder. Kami percaya pada founder yang tepat, karena pengemudi yang tepat tahu cara meningkatkan skala bisnis dan menggunakan kemampuan mereka untuk tetap kompetitif bahkan di masa-masa sulit,” kata East Ventures.
“Bagi startup yang mampu beradaptasi dengan kondisi jangka pendek yang menantang, tantangan 2022 akan memberi jalan bagi peluang jangka panjang ke depan,” ujar perusahaan. “Perspektif jangka panjang ini akan menjadi fokus investasi kami.”