Kisah Maria Sahara, PNS Jadi Product Lead Fintech Xendit
Maria Sahara sukses membangun karier di bidang teknologi finansial alias tekfin. Ia kini menjabat Product Lead Fintech Xendit.
Pekerjaan awalnya jauh dari sektor tersebut. Perempuan lulusan planologi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengawali karier sebagai pegawai negeri sipil alias PNS di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2010.
Empat tahun setelah itu, ia masuk ke sektor keuangan dengan bergabung di bank asal Inggris, HSBC. “Yang membuat aku sangat semangat untuk jadi PNS waktu itu adalah the opportunity to change into something better,” kata Maria dalam podcast Impacttalk yang dirilis pada 1 Juli 2022. “Ternyata, setelah di perbankan, aku sadar kontribusi itu tidak selalu harus dari badan regulasi.”
Sebelum ke HSBC, Maria menempuh pendidikan strata keduanya di University College London (UCL), Inggris. Ia mendapat beasiswa Chevening pada 2013.
Tawaran untuk bekerja di HSBC London ia terima. Di bank ini, Maria bekerja sebagai analis di tim Bus Rapid Transit (BRT.
Ia juga sempat bekerja di HSBC Jakarta pada April 2015 hingga September 2016. Pekerjaan utamanya, menangani transaksi perbankan, termasuk pembayaran dan likuiditas.
Di sinilah Maria mulai bersentuhan dengan pembayaran digital. "Di digital payment stres enggak? Stres banget, karena this is not something that I learned. Aku bukan orang yang datang dari background IT,” kata Maria. Dia merujuk IT sebagai teknologi informasi.
Bekerja di Startup
Pada September 2016, Maria mulai masuk ke perusahaan rintisan alias startup teknologi untuk pertama kali. Dia bergabung ke PT Nusa Satu Inti Artha (DOKU) lewat ajakan seorang temannya.
Posisinya ketika itu adalah manajer produk. Maria sempat ragu awalnya untuk bergabung karena tidak memiliki latar belakang karier teknologi.
Perbedaan utama antara perusahaan perbankan dan perusahaan rintisan tekfin berkaitan dengan produk. Di perbankan, produknya sudah ada dan proses untuk meningkatkan kualitas produk memakan waktu yang cukup lama.
“Ketika di startup, it’s totally different. Mungkin produknya belum ada, tapi problemnya ada. Jadi masalah ada, you have to think how to create the solution,” ucap Maria.
Pemikiran tersebut yang membuat bersemangat mencari solusi. Maria kemudian bergabung ke raksasa lokapasar asal Singapura Shopee pada November 2018 sebagai senior associate product management.
Fokus pekerjaannya di Shopee, yaitu proyek-proyek khusus, termasuk gim dan mal elektronik. Pada Juni 2019, pekerjaannya bergeser kembali ke bidang pembayaran.
Bekerja di Xendit
Setelah satu tahun bekerja di Shopee, Maria bergabung ke PT Sinar Digital Terdepan (Xendit) pada Desember 2019. Dia mengurus produk-produk yang berkaitan dengan remitansi atau pengiriman uang ke luar negeri, mata uang asing, dan pinjaman.
Xendit merupakan unicorn di bidang gerbang pembayaran yang berdiri pada 2016. Pada Mei 2022, Xendit mengumumkan perusahaan telah memperoleh pendanaan seri D senilai US$ 300 juta (atau Rp 4,55 triliun). Bisnisnya meluas hingga ke Filipina dan Malaysia sebagai bagian dari rencana ekspansi regional.
Maria mengatakan bekerja sebagai manajer produk di perusahaan tekfin tidak memerlukan latar belakang karier di bidang teknologi. Namun, keterampilan yang dibutuhkan adalah komunikasi dengan para rekayasawan (atau engineer).
Ia juga terbantu karena memiliki pengalaman manajemen sehingga dapat menentukan produk apa yang akan dibangun. “Buat aku, kita tidak butuh tech background karena memiliki engineer,” kata Maria.