Grup Salim Suntik Startup Chat di E-commerce Mimin
Grup Salim menyuntik modal startup penyedia layanan percakapan atau chat commerce dan asisten virtual pengoperasian bisnis, Mimin, melalui Otto Digital. Namun, nilainya tidak disebutkan.
“Berdasarkan temuan kami di lapangan, banyak penjual dan pembeli yang lebih nyaman melakukan transaksi lewat percakapan misalnya melalui WhatsApp atau DM Instagram,” kata CEO Mimin Joseph Simbar dalam keterangan pers, Jumat (5/5).
Joseph menjelaskan startup Mimin bertujuan membantu pedagang online mempermudah pemrosesan setiap pesanan melalui solusi otomatis. Dengan begitu, penjual bisa menghemat waktu, tenaga, dan mengembangkan bisnis mereka lebih jauh.
“Kami pun memberikan insights relevan bagi para pelaku usaha agar mereka bisa berinovasi berdasarkan insights tersebut,” ujarnya.
Startup chat commerce Mimin berencana menggunakan dana segar dari Grup Salim itu untuk:
- Menyediakan fitur baru bagi UMKM dan pedagang online
- Memperkuat infrastruktur teknologi dan software manajemen pesanan.
Transaksi social commerce atau belanja di media sosial dan aplikasi percakapan diperkirakan tumbuh 17,9% per tahun selama 2022 - 2028. Berdasarkan laporan Populix pada 2022, 86% masyarakat Indonesia pernah berbelanja melalui media sosial dan aplikasi percakapan seperti Tiktok Shop (45%), WhatsApp (21%), Facebook (10%) dan Instagram (10%).
Untuk mengelola penjualan social commerce, rata-rata penjual mengandalkan pencatatan order, pengecekan ongkos kirim, dan penerimaan pembayaran secara manual. Proses manual ini cenderung memakan waktu dan rentan dengan risiko human error.
Mimin menawarkan otomasi chat commerce dan platform pengelolaan pesanan agar para pelaku bisnis lebih mudah mengoperasikan toko. Melalui Mimin, penjual dapat dengan mencatat pesanan dari format order yang telah tertulis melalui WhatsApp pada aplikasi Mimin, lalu secara otomatis memberikan invoice dan konfirmasi pembayaran.
Dengan solusi tersebut, pelaku usaha disebut dapat memproses pesanan 70% lebih cepat dan akurat. Selain itu, setiap pembeli yang pernah bertransaksi dapat dihubungi kembali untuk diberikan penawaran bersifat lebih personal dan relevan.
Perusahaan juga menyediakan layanan Mimin Pro untuk melayani perusahaan ritel dengan skala lebih besar. Dengan layanan ini, penjual bisa dengan mudah memproses pesanan yang masuk melalui chat, lalu mendelegasikan penyelesaian transaksi kepada cabang terdekat.
Hal itu dinilai dapat meningkatkan omzet perusahaan. Sementara itu, pembeli mendapat biaya ongkir yang lebih terjangkau.
Layanan itu telah digunakan oleh brand ritel seperti Hero Supermarket, Bumame Farmasi, dan LotteMart untuk menghubungkan pembeli dengan cabang terdekat.
Saat ini, aplikasi Mimin telah digunakan oleh para UMKM di 20 provinsi dan 55 kota di Indonesia yang bergerak di berbagai industri, seperti F&B rumahan, fesyen, serta kebutuhan sehari-hari.
Startup itu juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah di beberapa daerah seperti Sragen dan Kepulauan Riau hingga mendekati komunitas UMKM lokal dengan memberikan pelatihan dan pendampingan.
Salah satu pelatihan Mimin yang tengah berlangsung di Sragen dan Kepulauan Riau berhasil mengundang 10.000 UMKM untuk bergabung dan menggunakan Mimin untuk mengelola bisnis mereka.
CEO Otto Digital Reginald Hamdani menyatakan perusahaan percaya Mimin memberikan solusi yang relevan bagi para UMKM Indonesia dan akan sangat membantu pelaku usaha dalam meningkatkan efisiensi penggunaan WhatsApp sebagai sarana jualan.
“Investasi ini sejalan dengan visi Otto Digital dalam membangun ekonomi dengan memberdayakan masyarakat dan memperluas pertumbuhan ekonomi hingga pedesaan,” ujarnya. Menurutnya, Mimin adalah salah satu enabler yang dibutuhkan untuk mewujudkannya.
“Investasi kami merupakan salah satu bentuk komitmen dalam membangun UMKM Indonesia yang lebih kuat,” kata dia.
Selain itu, Otto Digital mempercayai rekam jejak kedua pendiri Mimin, yaitu CEO Joseph Simbar dan COO Bayu Eka Putra.
Joseph merupakan exit entrepreneur yang berpengalaman dalam industri teknologi, terutama di bidang Enterprise Software-as-a-Service (SaaS) selama 15 tahun. Salah satu startup garapannya telah diakuisisi oleh perusahaan lain.
Sementara itu, Bayu mempunyai pengalaman lebih dari 17 tahun sebagai manajemen eksekutif di berbagai perusahaan industri terkemuka dalam berbagai industri.
“Pendiri Mimin mempunyai visi besar dan komitmen yang kuat, kombinasi dari dua hal inilah yang menjadi kunci kesuksesan,” kata Reginald.