Tinder Ubah Panduan Komunitas untuk Perbaiki Keamanan Pengguna
Aplikasi kencan Tinder mengubah pedoman komunitas untuk menciptakan pengalaman menyenangkan dan aman bagi pengguna. Langkah ini setelah Tinder memperketat proses verifikasi dengan meminta pengguna untuk mengambil swavideo atau video selfie.
SVP of Member Strategy di Tinder Ehren Schlue mengatakan mayoritas pengguna Tinder berusia 18-25 tahun dan Tinder kerap menjadi pengalaman kencan pertama bagi mereka. Sehingga Tinder hendak mengedukasi para pengguna.
“Tinder menggunakan pembaruan kebijakan ini untuk mengingatkan dan mengedukasi pengguna tentang kebiasaan berkencan yang sehat, baik secara online maupun di kehidupan nyata,” ujarnya dalam keterangan pers, Jumat (19/5).
Pengguna akan mulai menerima pemberitahuan tentang pembaruan ini di aplikasi Tinder dan melalui email.
Ehren mengatakan sebanyak 40% pengguna Tinder menggunakan aplikasi dengan tujuan ‘Hubungan Jangka Panjang’. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna serius untuk menemukan pasangan yang berkualitas.
Oleh karena itu, kejujuran adalah bagian dari sifat pasangan yang berkualitas. Berikut kebijakan baru Tinder untuk memperkuat prinsip kejujuran, yakni:
1. Pengguna diwajibkan membuat +koneksi personal, bukan untuk bisnis. Tinder mengingatkan aplikasinya bukan tempat untuk kegiatan berbisnis yang menghasilkan uang.
Pengguna tidak boleh mengiklankan, mempromosikan, atau berbagi tautan media sosial atau tautan lainnya untuk mendapatkan follower, menjual sesuatu, menggalang dana, atau berkampanye. Untuk mengatasi hal ini, Tinder akan menghapus tautan media sosial dari bio publik.
2. Pengguna dilarang membuat persona palsu atau berpura-pura menjadi orang lain, meskipun hanya untuk sekedar bercanda.
3. Tinder tidak boleh digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan, termasuk mengajukan laporan palsu terhadap pengguna lain. Pengguna juga tidak boleh menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk membuka fitur atau memanipulasi aplikasi.
“Saling menghormati selalu menjadi inti dari Tinder, dimulai dengan match yang timbal balik, yang mengharuskan kedua member untuk mengekspresikan minat sebelum bisa chatting,” ujar Ehren.
Tinder memiliki fitur-fitur terkait kepercayaan dan keamanan seperti ‘Apakah Kamu Yakin’ dan ‘Apakah ini Membuat Kamu Tidak Nyaman?’. Tujuannya untuk membantu mengurangi pengiriman dan penerimaan pesan yang mengandung bahasa yang berpotensi berbahaya, dan mendukung percakapan yang sehat dan pantas.
Kebijakan baru Tinder untuk mengingatkan anggota bahwa saling menghormati dan sopan itu saling mempengaruhi, yakni:
1. Jaga kerahasiaan obrolan: Percakapan di Tinder bertujuan hanya untuk di aplikasi saja. Kecuali telah disetujui, Pengguna tidak boleh menyebarkan percakapan pribadi tersebut.
2. Hormati Batasan: Tingkat kenyamanan individu memang bervariasi. Untuk membantu pengguna menghindari oversharing, dan mengurangi risiko mereka diblokir dari aplikasi, Tinder mengingatkan para member untuk menggunakan fitur pada aplikasi untuk memperjelas tujuan hubungan mereka. Sehingga pengguna dapat memulai percakapan dengan tujuan yang sama.
3. Mulai dengan Kebaikan: Pengguna Tinder mencari koneksi yang bermakna. Setiap perilaku yang menunjukan, bermaksud, atau menyebabkan kerugian bagi orang lain, baik secara online maupun kehidupan nyata, fisik atau digital, tidak diperbolehkan untuk berada di Tinder, dan akan ditindak dengan serius.
Saat ini, Tinder tersedia di lebih dari 190 negara, dan dalam 45 bahasa yang berbeda. Tinder memiliki keanggotaan yang beragam dan dirancang untuk tidak menyaring berdasarkan etnisitas.
Untuk mengingatkan pengguna bahwa mereka berinteraksi dengan orang dari segala lapisan masyarakat, Tinder menegaskan kebijakan berikut:
1. Berkomunikasi dengan sopan: Tinder bukan tempat untuk kebencian, fanatisme, atau kekerasan, terlepas dari latar belakang dan identitas para membernya. Kendalikan melalui match dan unmatch, dan kemudian move on.
2. Satu orang, satu akun: Tinder mendukung semua tujuan hubungan, mulai dari mencari teman baru, mengeksplorasi hubungan kausal, atau membawa hubungan ke jenjang yang lebih serius. Untuk itu, Tinder memberikan kontrol terhadap para member untuk menentukan dengan siapa mereka ingin terhubung, melalui fitur Tujuan Hubungan di profil pengguna.
Ehren menegaskan bahwa Tinder menanggapi Pedoman Komunitasnya dengan sangat serius.
“Pengguna harus melaporkan siapa pun yang menyebabkan bahaya atau ketidaknyamanan bagi mereka, atau diketahui melanggar salah satu dari peraturan ini dengan menggunakan banyak cara yang tersedia,” katanya.
Selain itu, ia menegaskan bahwa Tinder menyadari bahwa orang membuat kesalahan. Sehingga, dalam beberapa kasus Tinder akan memberi peringatan alih-alih penghapusan langsung dari aplikasi.
“Tinder akan mengambil tindakan yang sesuai tergantung pada tingkat keparahan laporan dan jika pelanggaran berlanjut,” ujar dia.
Verifikasi Tinder dengan video selfie
Sebelumnya, Tinder memperkuat proses verifikasi foto dengan meminta pengguna untuk mengambil swavideo atau video selfie mulai bulan lau, (26/4). Hal ini dianggap sebagai cara yang tepat untuk membuktikan keaslian diri penggunanya.
Selain itu, pengguna dengan foto terverifikasi dapat meminta teman yang dipilih atau match mereka melakukan hal yang sama sebelum mengobrol. Jadi, mereka lebih punya kendali dalam berinteraksi dengan orang lain.
Dalam pengaturan pesan, pengguna dengan foto terverifikasi dapat memilih untuk hanya menerima pesan dari sesama pengguna dengan foto terverifikasi juga.
SVP of Product Integrity Tinder Rory Kozoll mengatakan pengguna Tinder secara konsisten memberi tahu bahwa verifikasi foto adalah salah satu fitur keamanan yang paling berharga. Alat ini menjadi sebuah cara untuk membantu pengguna menilai keaslian dari sosok match.
"Bagi para member yang berusia 18-25 tahun, foto terverifikasi memberikan mereka peluang mendapatkan match 10% lebih tinggi. Kami akan terus memprioritaskan metode ini untuk membantu menjadikan Tinder tempat yang lebih aman untuk bertemu orang baru,” kata Rory.
Menurut Rory, pengguna Tinder menghargai keaslian dan hubungan yang tulus. Hampir 40% dari semua pengguna telah mendapatkan centang biru yang menandakan foto terverifikasi.
Dalam pengujian awal, lebih banyak laki-laki yang melakukan verifikasi foto melalui pengenalan swavideo. Untuk itu, kini Tinder akan mensyaratkan semua pengguna baru untuk melakukan verifikasi foto saat membuat profil, di mana proses tersebut langsung ada di depan.