SeaMoney Dikabarkan PHK di Indonesia
SeaMoney dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK di Indonesia. Namun jumlah karyawan yang terkena dampak belum diketahui.
Hal itu pertama kali dilaporkan oleh Tech In Asia. “Pengurangan ini memengaruhi sejumlah kecil pegawai dalam satu tim,” kata juru bicara SeaMoney dikutip dari Tech In Asia, Jumat (7/7).
“Langkah ini juga bagian dari peninjauan rutin operasional bisnis untuk memaksimalkan efisiensi,” juru bicara SeaMoney menambahkan.
SeaMoney merupakan anak usaha Sea Ltd yang bergerak di bidang keuangan. Layanannya yakni ShopeePay dan SPaylater.
Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar PHK tersebut kepada ShopeePay melalui email. Namun belum ada tanggapan.
Kinerja SeaMoney selama kuartal I sebagai berikut:
- Pendapatan GAAP naik 75% yoy menjadi US$ 412,8 juta
- Laba perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA yang disesuaikan turun 179,2% yoy menjadi US$ 98,9 juta
- Jumlah pinjaman diterima US$ 2 miliar setelah dikurangi penyisihan kerugian kredit US$ 281,1 juta
- Kredit bermasalah atau tingkat wanprestasi pembayaran di atas 90 hari (TWP90) sekitar 2%
Sementara kinerja induk Shopee, Sea Ltd selama Januari – Maret sebagai berikut:
- Pendapatan GAAP naik 4,9% yoy menjadi US$ 3 miliar
- Laba kotor naik 21,1% yoy menjadi US$ 1,4 miliar
- Laba bersih naik dari negatif US$ 580 juta pada kuartal I 2022 menjadi untung US$ 87,3 juta
- EBITDA yang disesuaikan naik dari negatif US$ 509,9 juta pada kuartal I 2022 menjadi US$ 507,2 juta
- Kas, setara kas, investasi jangka pendek, dan investasi treasury lainnya meningkat dari US$ 257,5 juta per 31 Desember 2022 menjadi US$ 7,2 miliar
Pada Maret, pendiri sekaligus CEO Sea Group Forrest Li mengatakan tidak akan ada lagi PHK besar-besaran, setelah perusahaan dikabarkan memberhentikan sekitar 7.000 staf sepanjang 2022.
(REVISI: Ada perubahan pada judul Pukul 14.03 WIB)