Transaksi Gojek, Grab, inDrive, Maxim di RI Diramal Anjlok Jadi Rp112T

Lenny Septiani
2 November 2023, 09:14
gojek, grab, maxim, indrive, ojek online, ojol,
ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di depan Stasiun Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Senin (5/9/2022).

Transaksi Gojek, Grab, inDrive, dan Maxim diperkirakan turun di Indonesia tahun ini. Google, Temasek, dan Bain and Company memprediksi, nilai transaksi berbagi tumpangan seperti taksi dan ojek online alias ojol dan pengantaran makanan atau food delivery di Indonesia diramal turun 8% secara tahunan alias year on year (yoy).

Nilai transaksi taksi dan ojek online alias ojol, serta pengantaran makanan diperkirakan hanya US$ 7 miliar atau sekitar Rp 111,6 triliun tahun ini. Padahal sektor ini masih tumbuh 15% menjadi US$ 8 miliar tahun lalu.

Pengantaran makanan yang dimaksud seperti GoFood, GrabFood, Maxim Food dan Shopee Food.

Google, Bain and Company, dan Temasek menyampaikan dalam laporan bertajuk ‘e-Conomy SEA 2023’ startup transportasi dan pengantaran makanan mengurangi promosi atau bakar uang. “Hal itu demi menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas,” demikian dikutip dari laporan, Rabu (2/11).

Grab misalnya, mengurangi diskon dan insentif selama kuartal II di semua negara di mana perusahaan beroperasi, sebagai berikut:

  • Insentif atau bonus kepada mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol turun 17% yoy menjadi US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,7 miliar
  • Insentif atau diskon untuk konsumen turun 21% menjadi US$ 245 juta atau sekitar Rp 3,7 miliar

Meski begitu, Grab mencatatkan kenaikan nilai transaksi bruto atau Gross Merchandise Value (GMV) menjadi US$ 5,2 miliar. Namun perlu diingat, Grab tidak hanya beroperasi di Indonesia.

Gojek juga mengurangi anggaran insentif dan pemasaran produk, termasuk diskon, 35% selama kuartal II. Ini setara dengan penghematan Rp 1 triliun dalam tiga bulan.

Namun Gojek mencatatkan penurunan GTV turun 8,6% menjadi Rp 13,24 triliun selama April - Juni. Perusahaan menyadari bahwa penurunan ini akibat rasionalisasi insentif.

Gojek pun mulai menaikkan anggaran promosi pada kuartal III 5% secara kuartalan atau quarter to quarter (qtq). Ini setelah transaksi kembali anjlok 8% menjadi Rp 40 triliun selama Januari - September

Google, Temasek, dan Bain and Company menilai penurunan anggaran promosi membuat pertumbuhan GMV para startup itu melambat. Hal ini karena konsumen yang sensitif harga memilih opsi lain.

“Namun jumlah pengguna yang setia masih cukup banyak, sehingga mengimbangi penurunan pertumbuhan pasar dengan kenaikan pertumbuhan pendapatan bersih,” kata Google, Temasek, dan Bain and Company.

Google, Temasek, dan Bain and Company pun memperkirakan, transaksi taksi dan ojek online alias ojol serta pengantaran makanan tumbuh 13% selama 2023 – 2025 menjadi US$ 9 miliar.

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...