Lima Perusahaan Teknologi dan Startup Akan IPO pada 2024

Lenny Septiani
16 Januari 2024, 06:20
ipo, startup ipo, bei,
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Pegawai melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Lima perusahaan teknologi termasuk startup berencana mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO) pada 2024. Mereka sudah masuk antrean atau pipeline Bursa Efek Indonesia atau BEI per pekan lalu (12/1).

Namun BEI tidak memerinci nama startup maupun perusahaan teknologi yang akan IPO tahun ini. Total ada 26 perusahaan yang masuk antrean untuk IPO.

“Dari 26 perusahaan tersebut, 6 perusahaan beraset skala besar di atas Rp 250 miliar, 18 perusahaan beraset skala menengah antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Lalu 2 perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp 50 miliar,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna dikutip Senin (15/1).

Daftar perusahaan teknologi atau startup yang mengungkapkan rencana IPO di antaranya:

1. IDMETAFORA

IDMETAFORA merupakan perusahaan rintisan pembuat website dan software ERP yang didirikan pada 2014. Founder sekaligus CEO IDMETAFORA M Abdurrohman Alhafidz mengatakan perusahaan berencana IPO dalam waktu dekat.

“Sejak dua tahun lalu kami dekat dengan BEI. Beberapa kali rapat, dan berkomunikasi dengan sejumlah sekuritas,” kata Abdurrohman dalam wawancara dengan RBTV Jogja, pada April 2023.

Selain itu, perusahaan bekerja sama dengan akuntan publik.

Abdurrohman mengatakan telah mempersiapkan semuanya sejak sebelum pandemi corona.

2. Digiasia Bios

Startup fintech berbasis Embedded Finance as a Service (EFaaS) milik mantan CEO Indosat Alexander Rusli, Digiasia Bios berencana IPO di Bursa Nasdaq Amerika Serikat (AS) pada kuartal II.

Digiasia Bios telah menandatangani perjanjian kerjasama merger dengan SPAC Stonebridge Acquisition Corporation.

Chief Digital Ecosystem Integration Digiasia Bios Joseph Lumban Gaol mengatakan proses IPO berjalan sesuai jalur.

Alasan perusahaan memilih IPO di Bursa AS karena ingin memperluas jangkauan ke pasar internasional. Menurutnya, dana di Amerika lebih solid dan para investor lebih paham dengan konsep bisnis fintech business to business (B2B).

3. Startup yang mengikuti program Road to IPO BEI

Pada Desember 2022, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengatakan IDX Incubator telah membina 65 perusahaan yang mengikuti program road to IPO.

4. Traveloka

5. Kredivo

Traveloka dan Kredivo berencana IPO sebelum ada pandemi corona. Namun rencana ini tertunda.

6. Akseleran

Startup pinjaman online atau pinjol Akseleran menunda IPO. Perusahaan fintech ini melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK terhadap 60 karyawan pada Juli 2023.

Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan mengatakan PHK tersebut merupakan bentuk restrukturisasi internal. Tujuannya, supaya bisa lebih optimal, efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan usaha sekaligus menyehatkan finansial perusahaan.

"Restrukturisasi internal ini bukanlah jalan pintas yang perusahaan ambil. Grup Akseleran telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja keuangan sejak tahun 2020,” kata Ivan kepada Katadata.co.id, pada Juli 2023.

Ia mengatakan, PHK tersebut pertama kalinya dilakukan oleh Akseleran sejak berdiri pada 2017.

Reporter: Lenny Septiani, Lona Olavia

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...