Riset: Startup RI Kurang Inovasi, Andalkan Teknologi Negara Lain
Kominfo atau Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan startup Indonesia kurang inovasi, menurut riset. Perusahaan rintisan Tanah Air cenderung mengikuti teknologi yang sudah dikembangkan di negara lain.
“Berdasarkan riset kami dengan bantuan konsultan, sejujurnya startup Indonesia kurang inovasi. Jadi hanya menjadi pengikut teknologi dari negara lain,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo I Nyoman Adhiarna dalam acara Startup Talks yang digelar di Jakarta, Selasa (27/2).
“Startup Indonesia harus bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan inovasi,” Nyoman menambahkan.
Nilai ekonomi digital Indonesia memang diperkirakan US$ 82 miliar atau sekitar Rp 1.283 triliun pada 2023, menurut laporan Google, Temasek, Bain & Company. Rinciannya sebagai berikut:
Menurut dia, para pemangku kepentingan, peneliti, dan pelaku industri perlu memberikan dukungan bagi inovasi dan pengembangan startup khususnya di bidang kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), teknologi iklim, dan dampak perekonomian yang lebih besar.
Terlebih lagi, Indonesia memiliki 2.591 startup, 13 unicorn, dan dua decacorn per tahun lalu. Indonesia pun menempati urutan keenam dunia dalam hal jumlah startup dan kedua di Asia setelah India.
“Berkaca pada statistik tersebut, kami dapat melihat ekosistem startup Indonesia memiliki peluang besar, tetapi juga tantangan besar,” kata dia.
Selain itu, startup Indonesia harus mampu mengubah tren ekspektasi investor yang semakin mencari keberlanjutan bisnis dan menyoroti profitabilitas jangka panjang.
“Dulu investor mengizinkan startup menghabiskan uang mereka. Namun kini, setelah pandemi Covid-19, mereka menginginkan keuntungan lebih cepat dan lebih banyak dari sebelumnya,” ujar dia.
Tantangan lainnya, persaingan AI dan cip akan mempersulit startup mendapatkan akses terhadap teknologi yang terjangkau. “Hal ini memerlukan adaptasi dan inovasi dari para startup untuk memaksimalkan penggunaan teknologi yang ada,” kata dia.
Lalu, ada persaingan antara teknologi lokal dengan global melalui kehadiran perusahaan teknologi raksasa yang menciptakan persaingan ketat. Oleh karena itu, startup dituntut untuk mempunyai daya saing.