Profil eFishery, Startup Perikanan Jumbo yang Tengah Selidiki CEO


eFishery tengah menyelidiki CEO Gibran Huzaifah dan Chief Product Officer Chrisna Aditya terkait dugaan penyelewengan uang perusahaan. Startup perikanan ini sudah meraup untung.
Unicorn itu belum berkomentar banyak mengenai hal itu. eFishery memahami keseriusan isu yang beredar, dan memberikan perhatian penuh.
"Kami berkomitmen untuk menjaga standar tertinggi dalam tata kelola perusahaan dan etika dalam operasional perusahaan," kata juru bicara eFishery dalam pernyataan tertulis, Senin (16/12).
eFishery juga menunjuk Adhy Wibisono sebagai CEO interim. Ia sebelumnya menjabat CFO. Startup ini pun menunjuk Albertus Sasmitra sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy.
"Keputusan diambil bersama shareholder perusahaan, sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik," juru bicara eFishery menambahkan.
Sebelumnya, DealStreetAsia mengabarkan jajaran direksi eFishery memutuskan untuk membebastugaskan sementara jabatan Gibran Huzaifah sebagai CEO dan CPO Chrisna Aditya.
"Investor eFishery menyampaikan keduanya tengah diinvestigasi atas dugaan penyelewengan laporan kinerja dan pendapatan keuangan perusahaan," demikian dikutip dari DealStreetAsia.
Gibran mendirikan eFishery pada 2013 di Bandung. Perusahaan ini mencapai status unicorn lewat pendanaan Seri D US$ 200 juta pada tahun lalu.
eFishery membagi layanan menjadi tiga kategori yakni:
1. eFish untuk pembudidaya ikan, dengan produk:
- eFisheryKu: aplikasi untuk membeli pakan, akses bantuan finansial untuk membeli pakan hingga menjual ikan
- eFeeder: alat pemberi pakan otomatis berbasis Internet of Things alias IoT yang bisa diatur lewat handphone. Pembudidaya bisa mengatur jadwal pemberian pakan, dapat rekomendasi pemberian pakan, sampai mencatat data pakan yang keluar.
- Beli Pakan: fitur yang memfasilitasi pembudidaya untuk membeli 10 lebih merek pakan secara online dengan dua opsi pembayaran, yaitu transfer atau Kabayan
- Kabayan atau Program Kasih, Bayar Nant: akses ke layanan institusi finansial untuk membeli pakan yang bisa dibayar setelah panen.
- Lapak Ikan: fitur untuk jual hasil panen ikan
2. eShrimp untuk pembudidaya udang, dengan produk:
- eFarm: aplikasi yang memberikan solusi atas berbagai masalah budidaya udang mulai dari pencegahan penyakit, konsultasi dengan ahli, belanja obat dan vitamin hingga pemesanan eFeeder
- Konsultasi: fitur untuk petambak berdiskusi seputar budidaya udang secara langsung dengan ahli profesional secara online dan gratis
- Toko Budidaya: fitur untuk petambak berdiskusi seputar budidaya udang secara langsung dengan ahli profesional secara online dan gratis
- Kalkulator Budidaya: fitur alat hitung yang membantu mengkalkulasikan data dan memberikan estimasi pertumbuhan udang untuk bantu petambak mengambil keputusan secara akurat
3. eFish dan eShrimp untuk pengusaha dan pembeli: menyediakan akses untuk membeli produk hasil laut
Pada masa-masa awal pendirian, eFishery pernah mengalami kesulitan dalam mencari pengguna. “Sulit sekali menawarkan feeder ke pembudidaya ikan lain, harus diberikan uang supaya mereka mau coba. Butuh 96 hari untuk meyakinkan satu petani memakai satu alat,” kata Gibran dikutip dari diskusi bersama Impactto pada Desember 2022.
Gibran memutuskan untuk membangun paguyuban dengan merekrut pekerja yang dekat dengan petani perikanan. eFishery akhirnya mendirikan kantor pusat dan gudang pertama pada 2015.
Satu tahun kemudian, eFishery mulai memproduksi massal eFeeder dan secara resmi meluncurkannya untuk pembudidaya ikan di Indonesia.
eFishery pun hadir di 280 Kota/Kabupaten di Indonesia pada 2020. Total 4,6 ribu kolam ikan dan udang yang menggunakan eFeeder pada 2021.
Startup perikanan itu berhasil mengumpulkan pendanaan seri C US$ 90 juta atau Rp 1,3 triliun pada 2022. Pendanaan ini dipimpin Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital Indonesia.
eFishery kemudian berstatus unicorn atau memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar setelah pendanaan seri D US$ 200 juta pada tahun lalu. Perusahaan ini menjadi startup pertama di industri akuakultur dengan valuasi US$ 1,4 miliar.
Unicorn itu meraih pendanaan US$ 378 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun selama Semester I 2023. eFishery pun melebarkan bisnis ke pasar India.
Startup jumbo di bidang perikanan itu meraup untung di Indonesia sejak tiga tahun terakhir dan mencatatkan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA positif di India.
“Dalam setahun kami beroperasi di India, sudah profit,” kata Gibran Huzaifah saat berbincang dengan sejumlah media di salah satu restoran di Jakarta, pada September(4/9). “Hal yang dicapai di India ini sudah kami capai di Indonesia sejak tahun lalu.”
Ia menyebutkan bahwa pendapatan tumbuh 35% secara tahunan alias year on year (yoy) per Semester I. Gibran memperkirakan, pertumbuhannya mencapai 50% sepanjang tahun ini.