Pegawai Was-was Rumor PHK Massal dan eFishery Tutup di Tengah Dugaan Fraud

Kamila Meilina
23 Januari 2025, 14:42
eFishery,
Katadata/Kamila Meilina
Kantor eFishery di Bandung, Jawa Barat
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pegawai eFishery yang tergabung dalam serikat pekerja SPMTN meminta penjelasan manajemen terkait rumor akan dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK massal dan perusahaan tutup pada Februari.

Mereka pun menggelar aksi pada pukul 12:00 WIB di kantor pusat di Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, aksi ini sudah selesai pada pukul 13.50 atau sesuai rencana.

Poin-poin yang ingin didiskusikan oleh pegawai eFishery sebagai berikut:

  • Penjelasan mengenai dugaan fraud oleh petinggi eFishery dan apa yang dilakukan oleh perusahaan
  • Sampai kapan operasional dibekukan atau kapan dilanjutkan?
  • Penjelasan mengenai rumor Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK massal dan penutupan perusahaan
  • Penyampaian secara formal hasil diskusi ke manajemen eFishery

“Ada kabar bahwa perusahaan berencana melakukan PHK massal dan penutupan perusahaan pada Februari. Langkah ini diduga untuk menghindari pembayaran Tunjangan Hari Raya alias THR bagi karyawan,” demikian isi keterangan pers serikat pekerja eFishery yang diterima Katadata.co.id, Kamis (23/1).

"SPMTN menuntut agar perusahaan membatalkan rencana PHK massal dan melakukan peninjauan kembali terhadap lini bisnis yang bisa dikembangkan," demikian dikutip.

Isu fraud  eFishery awalnya dilaporkan oleh DealStreetAsia pada 15 Desember 2024. Setelah itu, startup perikanan ini membebastugaskan sementara jabatan Gibran Huzaifah sebagai CEO dan Chief Product Officer Chrisna Aditya.

Startup jumbo itu menunjuk Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sementara itu, Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy. 

Namun laporan hasil investigasi awal yang bocor menunjukkan manajemen eFishery diduga menggelembungkan dana perusahaan US$ 600 juta atau Rp 9,8 triliun (kurs Rp 16.331 per US$) selama Januari - September 2024. 

Sumber Bloomberg dan Straits Times mengatakan investigasi dimulai setelah seorang pelapor mendekati salah satu anggota dewan. Whistleblower ini menyatakan laporan keuangan tidak akurat.

Berikut dugaan penggelembungan dana eFishery, berdasarkan bocoran rancangan laporan setebal 52 halaman yang diedarkan di antara investor dan ditinjau oleh Bloomberg News:

  • eFishery menyampaikan kepada investor bahwa perusahaan untung US$ 16 juta atau Rp 261,3 miliar dan meraup pendapatan US$ 752 juta atau Rp 12,3 triliun selama Januari – September 2024. Padahal sebenarnya eFishery merugi US$ 35,4 juta atau Rp 578 miliar. Pendapatan startup perikanan ini diperkirakan US$ 157 juta atau Rp 2,6 triliun.
  • Secara keseluruhan, pembukuan internal menunjukkan kerugian yang dipertahankan eFishery sekitar US$ 152 juta atau selama Januari - November 2024. Total aset perusahaan US$ 220 juta, termasuk US$ 63 juta dalam bentuk piutang dan US$ 98 juta berupa investasi.
  • Selain itu, eFishery melaporkan jumlah mitra pembudidaya ikan lebih dari 400 ribu. Namun ternyata hanya 24 ribu.

"Manajemen telah menggelembungkan pendapatan hampir US$ 600 juta dalam sembilan bulan per September 2024" demikian isi laporan itu dikutip dari Straits Times, Rabu (22/1). Jika benar, maka lebih dari 75% dari angka yang dilaporkan adalah palsu, menurut laporan tersebut.

“Manajemen juga menggelembungkan angka pendapatan dan laba untuk beberapa tahun sebelumnya,” demikian dikutip.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...