Fakta Terbaru eFishery: Dikabarkan Rugi Rp819 Miliar, Bisnis Dinilai Harus Tutup

Desy Setyowati
26 Februari 2025, 13:52
efishery,
Katadata/Kamila Meilina
Kantor eFishery di Bandung, Jawa Barat
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

eFishery disebut merugi US$ 50 juta atau Rp 819,3 miliar (kurs Rp 16.390 per US$) sepanjang tahun lalu, menurut laporan DealStreetAsia. Startup ini dinilai tidak layak secara komersial dan sebagian besar bisnisnya harus ditutup.

“eFishery tidak lagi layak secara komersial dalam keadaannya saat ini. Sebagian besar bisnis harus ditutup dan kekayaan intelektual dimonetisasi atau dipisahkan,” demikian laporan DealStreetAsia merujuk pada rekomendasi auditor forensik yang ditunjuk untuk meninjau eFishery, Selasa (25/2).

Merujuk pada draf laporan tinjauan, FTI Consulting disebut merekomendasikan untuk menutup bisnis pasokan hulu dan distribusi hilir eFishery yang bermargin rendah. Namun, kekayaan intelektual di balik teknologi berpotensi dialihkan ke perusahaan baru atau dijual.

Ada cadangan kas tambahan per 10 Februari 2025, yang dipegang oleh eFishery Singapura US$ 12,74 juta, India US$ 1,22 juta, dan Amerika Serikat US$ 20 ribu. Maka,  total cadangan kas di seluruh grup menjadi US$ 50,8 juta atau Rp 832 miliar.

Rincian laporan keuangan eFishery sepanjang 2024 dikutip dari DealStreetAsia sebagai berikut:

  • Pendapatan US$ 182,9 juta atau Rp 3 triliun, dengan rincian sebagai berikut:
  1. Q1: US$ 65,7juta
  2. Q2: US$ 54,9 juta
  3. Q3: US$ 37,9 juta
  4. Q4: US$ 24,5 juta
  • Rugi US$ 50 juta, dengan rincian sebagai berikut:
  1. Q1: US$ 12,7 juta
  2. Q2: US$ 12,8 juta
  3. Q3: US$ 12,3 juta
  4. Q4: US$ 12,2 juta
  • Margin EBITDA atau pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi -24,9%
  • Net loss margin, dengan rincian sebagai berikut:
    1. Q1: -19,4%
    2. Q2: -23,4%
    3. Q3: -32,4%
    4. Q4: -49,6%
  • Total saldo kas US$ 50,8 juta atau Rp 832 miliar
  • Estimasi runway 80 bulan

Pengertian runway di industri startup adalah jumlah bulan yang dapat ditempuh perusahaan dengan uang tunai yang tersedia.

  • Porsi unit bisnis ke pendapatan, sebagai berikut:
  1. Financing: 1,3% atau US$ 2,4 juta
  2. eFeeder: 0,2% atau US$ 400 ribu
  3. Shrimp: 50,4% atau US$ 92,1 juta
  4. Fish: 48,1% atau US$ 88 juta

Berdasarkan laporan Bloomberg dan DealStreetAsia, eFishery mengumpulkan US$ 314 juta dari lima kali pendanaan. Hanya US$ 8,5 juta atau sekitar 2,7% yang disalurkan untuk mengembangkan teknologi.

Draf laporan mencatat bahwa masih diperlukan US$ 8 juta lagi untuk mencapai integrasi teknologi secara penuh.

Katadata.co.id mengonfirmasi kepada manajemen eFishery di bawah FTI Consulting terkait data-data tersebut. Namun belum ada tanggapan.

Berdasarkan hasil laporan sementara FTI Consulting setebal 52 halaman yang diedarkan di antara investor dan ditinjau oleh Bloomberg News pada Januari, menyebutkan manajemen menggelembungkan laporan keuangan eFishery. Rinciannya sebagai berikut:

  • eFishery menyampaikan kepada investor bahwa perusahaan untung US$ 16 juta atau Rp 261,3 miliar dan meraup pendapatan US$ 752 juta atau Rp 12,3 triliun selama Januari – September 2024. Padahal sebenarnya eFishery merugi US$ 35,4 juta atau Rp 578 miliar.  Pendapatan startup perikanan ini diperkirakan US$ 157 juta atau Rp 2,6 triliun.
  • Secara keseluruhan, pembukuan internal menunjukkan kerugian yang dipertahankan eFishery sekitar US$ 152 juta atau selama Januari - November 2024.
  • Total aset perusahaan US$ 220 juta, termasuk US$ 63 juta dalam bentuk piutang dan US$ 98 juta berupa investasi.
  • Selain itu, eFishery melaporkan jumlah mitra pembudidaya ikan lebih dari 400 ribu. Namun ternyata hanya 24 ribu.

"Manajemen telah menggelembungkan pendapatan hampir US$ 600 juta dalam sembilan bulan per September 2024" demikian isi laporan itu dikutip dari Straits Times, bulan lalu (22/1). Jika benar, maka lebih dari 75% dari angka yang dilaporkan adalah palsu, menurut laporan tersebut.

“Manajemen juga menggelembungkan angka pendapatan dan laba untuk beberapa tahun sebelumnya,” demikian dikutip.

Laporan FTI Consulting itu didasarkan pada lebih dari 20 wawancara dengan staf perusahaan dan tinjauan terhadap akun dan pesan di WhatsApp, Slack, dan saluran lainnya.

Draf laporan tersebut mencatat para penyelidik belum berbicara dengan auditor atau meninjau kertas kerja audit atau dokumentasi lainnya.

Angka-angka tersebut kemungkinan besar akan berubah lebih lanjut, karena laporan bank, wawancara, dan akun-akun lain masih belum ditemukan atau diselesaikan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...