Grab dan GoTo Gojek Akan Kuasai 90% Pasar Indonesia dan Singapura jika Bergabung

Ringkasan
- Grab dikabarkan sedang melakukan uji tuntas untuk mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia. Penggabungan ini akan menghasilkan perusahaan yang menguasai sekitar 90% pangsa pasar di Indonesia dan Singapura.
- Survei INDEF menunjukkan Gojek memimpin pasar transportasi *onlinedan logistik di Indonesia, sementara Grab memimpin pasar pesan-antar makanan di Indonesia dan Asia Tenggara. Beberapa sumber menyebutkan, salah satu opsi potensial dari merger ini adalah Grab mengakuisisi GoTo dengan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.
- Meskipun pembicaraan sedang berlangsung, belum ada kesepakatan yang tercapai dan GoTo membantah kabar tersebut. Kabar merger kedua perusahaan ini telah muncul beberapa kali sebelumnya, didorong oleh persaingan yang ketat dan kerugian yang dialami kedua perusahaan.

Grab dikabarkan memulai uji tuntas atau due diligence untuk mengambil alih GoTo Gojek Tokopedia. Jika kedua aplikator ini bergabung, maka perusahaan akan menguasai sekitar 90% pasar di Indonesia dan Singapura.
Jika digabungkan, Grab dan GoTo Gojek Tokopedia akan menguasai pangsa pasar transportasi online hampir 90% di Singapura dan lebih dari 91% di Indonesia, menurut data Euromonitor International.
Berdasarkan data Statista per Agustus 2024, Gojek menguasai pasar 50% di Indonesia per Januari 2023 dan Grab 54% pada 2022. Menurut data Measurable AI, kedua perusahaan diperkirakan menguasai masing-masing 50% pasar per Januari 2023.
Hasil survei INDEF atau Institute for Development of Economics and Finance terhadap 2.304 responden untuk berbagi rumpangan (ride hailing) dan 1.152 terkait logistik pada akhir 2022.
Responden berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi alias Jabodetabek, Bandung, Palembang, Bali, Yogyakarta, dan Balikpapan. Khusus untuk logistik yakni di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.
Tingkat kesalahan dari hasil survei atau margin of error 5%. Survei digelar secara online pada Agustus - September. Hasil survei INDEF pada 2022 tersebut sebagai berikut:
- Transportasi online: Gojek (82%), Grab (53%), Maxim (19,6%), InDrive (4,9%)
- Logistik online: Gojek (64%), Grab (42%), ShopeeXpress (28%), Lalamove (18,7%), AnterAja (10,9%), NinjaXpress (7,8%), dan Deliveree (5,4%)
Alasan layanan taksi dan ojek online Gojek lebih dipilih sebagai berikut:
Sedangkan alasan konsumen lebih memlih layanan logistik GoSend Gojek sebagai berikut:
Dari sisi layanan pesan-antar makanan, Grab memimpin pasar di Indonesia pada 2024 menurut data Momentum Works. Berikut rinciannya:
- Grab: 47% (US$ 2,54 miliar atau Rp 41,8 triliun, kurs Rp 16.480 per US$)
- Gojek: 35% (US$ 1,89 miliar atau Rp 31,1 triliun)
- ShopeeFood: 18% (US$ 970 juta atau Rp 16 triliun)
Begitu juga di Singapura. Datanya sebagai berikut:
- Grab: 65% (US$ 1,69 miliar atau Rp 27,9 triliun)
- Foodpanda: 27% (US$ 700 juta atau Rp 11,5 triliun)
- Deliveroo: 8% (US$ 210 juta atau Rp 3,5 triliun)
Grab masih memimpin nilai transaksi pesan-antar makanan lewat GrabFood se-Asia Tenggara. Rinciannya sebagai berikut:
- Grab: US$ 10,4 miliar atau Rp 171,4 triliun
- Foodpanda: US$ 2,7 miliar atau Rp 44,5 triliun
- ShopeeFood: US$ 2,3 miliar atau Rp 37,9 triliun
- Gojek: US$ 1,9 miliar atau Rp 31,3 triliun
- LINE MAN: US$ 1,7 miliar atau Rp 28 triliun
- Deliveroo: US$ 280 juta atau Rp 4,6 triliun
- Robinhood: US$ 180 juta atau Rp 2,9 triliun
- BeFood: US$ 100 juta atau Rp 1,6 triliun
Dengan besarnya pangsa pasar tersebut, Grab dikabarkan memulai uji tuntas untuk mengambil alih GoTo Gojek Tokopedia. Uji tuntas adalah proses investigasi, audit, atau peninjauan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap suatu perusahaan atau individu untuk mengonfirmasi fakta dan detail terkait sebelum membuat keputusan bisnis atau investasi, dikutip dari laman OCBC.
Proses due diligence biasanya dilakukan dalam berbagai situasi bisnis, seperti investasi skala besar, merger, akuisisi, atau restrukturisasi perusahaan. Kegiatan ini membantu dalam mengidentifikasi potensi risiko dan peluang yang mungkin tidak terlihat pada penilaian awal, sehingga pihak yang terlibat dapat membuat keputusan yang lebih tepat.
"Grab telah mengevaluasi akun, kontrak, dan operasional GoTo Gojek Tokopedia," kata sumber Bloomberg, dikutip Selasa (18/3). "Grab, GoTo Gojek Tokopedia dan pemegang saham telah menilai potensi struktur dan nilai kesepakatan."
Pembicaraan sedang berlangsung dan mungkin tidak menghasilkan transaksi.
Sumber menyampaikan Grab, yang didukung oleh Uber Technologies, telah mengadakan pembicaraan dengan GoTo Gojek Tokopedia beberapa kali, tetapi penggabungan tidak pernah terwujud. Hal ini sebagian karena kekhawatiran antimonopoli yang mungkin timbul dari penggabungan dua perusahaan teknologi Asia Tenggara yang dominan.
Perwakilan Grab menolak berkomentar. Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani membantah kabar adanya diskusi dengan korporasi manapun terkait penggabungan.
“Sampai saat ini, tidak ada kesepakatan antara perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana diberitakan di media massa. Perseroan beserta jajaran manajemen terus fokus pada kegiatan usaha dan pencapaian kinerja perusahaan,” kata dia dalam keterbukaan informasi, Rabu (19/3).
Sebelumnya Grab Holdings Ltd. disebut tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi GoTo dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar atau Rp 114,32 triliun (kurs Rp 16.331 per US$). Namun GoTo Gojek Tokopedia pada Februari membantah soal rencana merger dengan Grab.
Kabar Grab dan GoTo Gojek Tokopedia mengkaji merger pernah berhembus pada awal 2024 dan 2020. Pada Februari 2024, Bloomberg melaporkan Grab dan GoTo Gojek Tokopedia memulai kembali pembicaraan untuk melakukan merger.
Langkah itu dinilai sebagai kombinasi potensial yang bertujuan mengatasi kerugian kedua perusahaan selama bertahun-tahun akibat persaingan yang ketat.
“Kedua perusahaan, yang juga merupakan pemimpin layanan pesan-antar makanan di wilayah berpenduduk lebih dari 650 juta orang, sedang melakukan diskusi awal tentang berbagai skenario,” kata beberapa sumber Bloomberg, pada Februari 2024.
Salah seorang sumber menyatakan, salah satu opsi potensial dari merger yakni Grab yang berbasis di Singapura mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia dengan menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.
Jika kesepakatan merger itu terwujud, valuasi kedua perusahaan ini ditaksir akan mencapai US$ 20 miliar atau Rp 312 triliun (kurs Rp 15.630 per US$).
Menurut sumber tersebut, GoTo Gojek Tokopedia lebih terbuka untuk melakukan kesepakatan, setelah Patrick Walujo mengambil alih posisi chief executive officer alias CEO pada 2023.
Melalui merger, Grab akan berfokus di Singapura dan beberapa pasar lainnya. Sementara itu, GoTo tetap mempertahankan pasar di Tanah Air.
Para pemegang saham disebut telah mendukung dan mendorong kesepakatan mengenai aksi korporasi tersebut.