Daftar Startup Indonesia yang Diakuisisi Perusahaan Asing


Kabar induk TikTok, ByteDance berdikusi untuk mengakuisisi Traveloka kembali berhembus. Berikut daftar startup yang diakuisisi perusahaan asing.
ByteDance yang berbasis di Cina sempat disebut-sebut mempertimbangkan untuk mengakuisisi Traveloka. Akan tetapi, DealStreetAsia yang pertama kali melaporkan kabar ini menyebutkan induk TikTok dan Traveloka membahas potensi kemitraan.
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada perwakilan TikTok di Indonesia, namun belum ada tanggapan hingga berita ini dirilis.
Sementara itu, juru bicara Traveloka menyampaikan perusahaan tidak dapat memberikan komentar terhadap kinerja keuangan maupun spekulasi pasar.
"Fokus utama kami yakni terus memberikan layanan terbaik bagi pelanggan melalui ragam produk perjalanan, berinovasi pada platform untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang, dan terus memperluas jangkauan kami ke berbagai pasar di Asia Pasifik," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (24/5).
Kabar ByteDance mengkaji akuisisi startup perjalanan atau online travel agent (OTA) yang berbasis di Indonesia itu sudah berhembus sejak tahun lalu. Saat itu, TikTok membantah kabar akan mengakuisisi startup OTA.
"Tidak ada rencana untuk mengakuisisi OTA lokal," kata Juru Bicara TikTok kepada Katadata.co.id, pada Juli tahun lalu (16/7/2024).
Ketimbang akuisisi, South China Morning Post alias SCMP melaporkan pada Juli 2024 bahwa TikTok berencana untuk bekerja sama dengan operator mapan dalam menyediakan layanan pengiriman makanan atau pesan hotel di Asia Tenggara.
TikTok memang menyediakan fitur untuk memesan hotel dan membeli voucer restoran di Indonesia dan Thailand sejak tahun lalu. Berdasarkan pantauan Katadata.co.id, fitur ini menyematkan layanan dari setidaknya tiga platform yakni Agoda, Traveloka, dan Tiket.com.
Daftar Startup Diakuisisi Perusahaan Asing
1. Tokopedia
Startup e-commerce yang dibangun oleh William Tanuwijaya ini diambil alih oleh ByteDance pada akhir 2023. Induk TikTok mengakuisisi 75,01% saham Tokopedia dari GoTo Gojek Tokopedia.
Akuisisi itu menjadi bagian dari komitmen investasi TikTok lebih dari US$ 1,5 miliar atau Rp 22,5 triliun. Hal ini dalam rangka memenuhi ketentuan Kementerian Perdagangan alias Kemendag.
2. Good Doctor
Good Doctor sebelumnya merupakan perusahaan patungan atau joint ventures Grab, SoftBank Vision Fund, dan Ping An. Startup yang berdiri pada 2018 ini menyediakan layanan kesehatan dan telemedicine yang populer di tengah pandemi Covid-19.
Perusahaan rintisan itu resmi menjadi independen setelah anak usaha Telkom yakni MDI Ventures menyuntikan modal US$ 10 juta atau Rp 157 miliar pada 2023. Akan tetapi, Good Doctor diakuisisi WhiteCoat, perusahaan kesehatan asal Singapura pada Oktober 2024.
Berdasarkan laporan TechInAsia, akuisisi itu disebut sebagai salah satu transaksi merger dan akuisisi terbesar di sektor telemedicine Asia Tenggara saat itu. MDI Ventures dan SoftBank Vision Fund masih terlibat sebagai investor dalam entitas baru hasil akuisisi.
3. Chilibeli
Chilibeli yang berdiri pada 2019 resmi diakuisisi oleh perusahaan asal Singapura, WeBuy pada Maret 2022. Startup social commerce ini menghubungkan petani, pemasok, dan konsumen melalui platform digital.
Di Indonesia, Chilibeli bersaing dengan sejumlah startup agritech seperti Kedai Sayur, TaniHub, dan Sayurbox, serta menargetkan komunitas penjual berbasis aplikasi, mirip dengan Evermos.
4. OVO
Grab yang berbasis di Singapura, mengakuisisi mayoritas saham OVO pada 2021. Saat itu, valuasi startup teknologi finansial atau fintech pembayaran yang berdiri pada 2017 ini diperkirakan US$ 2 miliar, sementara nilai akuisisi disebut-sebut US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar.
Awalnya, Grab disebut menguasai hingga 90% saham OVO. Namun kepemilikan ini kemudian dikoreksi menjadi 79,5% setelah Emtek masuk lewat Abhimata Anugrah Abadi.
Langkah Grab tersebut tetap menyisakan porsi saham 15% untuk warga negara Indonesia atau WNI, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dalam PBI Nomor 22/23/PBI/2020 tentang Sistem Pembayaran.
Dengan demikian, setidaknya ada dua unicorn Indonesia yang diambil alih oleh perusahaan asing yakni OVO dan Tokopedia. Unicorn merupakan sebutan bagi startup dengan valuasi di atas US$ 1 miliar.