Konsumen dan Driver Ojol Dinilai Bisa Dirugikan jika Grab dan GoTo Gojek Merger


Kabar GoTo Gojek Tokopedia akan bergabung dengan Grab kembali mencuat. Namun ekonom menilai, pengemudi taksi online dan ojol, serta konsumen dalam jangka panjang bisa dirugikan jika kedua perusahaan ini bersatu.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies alias CELIOS Nailul Huda menyampaikan, jika konsolidasi Grab dan GoTo Gojek Tokopedia untuk efisiensi, maka akan berdampak positif terhadap konsumen, serta driver taksi online dan ojol dalam jangka pendek.
“Harga bisa lebih murah. Potongan aplikator yang dibebankan kepada mitra driver pun bisa turun,” kata Nailul kepada Katadata.co.id, Jumat (9/5).
Akan tetapi, dalam jangka panjang, konsumen maupun pengemudi taksi online dan ojol akan menghadapi keterbatasan pilihan layanan. “Kontrol harga akan sepenuhnya di tangan platform. Ini merugikan konsumen dan driver dalam jangka menengah dan panjang,” katanya.
Alasan Grab dan GoTo Gojek Dikabarkan Merger
Merujuk pada beberapa kasus konsolidasi, Nailul memerinci motif perusahaan merger, seperti memperluas skala usaha, efisiensi biaya per unit, meningkatkan valuasi, meminimalkan risiko kebangkrutan, atau menghalangi pesaing merebut pasar.
“Saya melihat ada beberapa motif yang bisa digunakan GoTo dan Grab merger. Yang paling kuat yakni menurunkan biaya per unit layanan. Ini mungkin bisa dibenarkan, dengan merger, maka ada bagian yang dikurangi termasuk biaya pemasaran,” ujar Nailul.
Akan tetapi, Nailul menilai pangsa pasar GoTo Gojek Tokopedia dan Grab sudah besar. “Jadi, ada potensi sempritan Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU, jika keduanya merger untuk memperluas pangsa pasar, sehingga menghalangi pesaing untuk berkembang dengan kekuatan pasar yang dimiliki,” ujarnya.
Kabar Gojek dan Grab berdiskusi untuk bergabung sudah berhembus sejak 2020. Financial Times melaporkan pembahasan hal ini intens dilakukan sejak 2018.
Para pemegang saham Grab dan Gojek disebut-sebut ingin membendung kerugian yang disebabkan oleh pertarungan mahal untuk merebut pangsa pasar. Kedua perusahaan berbagi tumpangan alias ride hailing ini memiliki dua investor yang sama yakni SoftBank dan Mitsubishi.
Kini, Grab dikabarkan segera menyelesaikan kesepakatan untuk mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia pada kuartal II atau April – Juni, menurut laporan Reuters. Grab belum memberikan tanggapan terkait hal ini.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan GoTo Gojek Tokopedia Koesoemohadiani mengakui adanya pembicaraan mengenai sejumlah aksi korporasi. "Dari waktu ke waktu Grup menerima penawaran-penawaran dari berbagai pihak," ujar Koesoemohadiani dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke BEI pada Kamis (8/5).
Ia mengatakan, direksi telah melakukan penjajakan secara menyeluruh dan mengevaluasi dengan cermat serta penuh kehati-hatian atas penawaran yang masuk. Koesoemohadiani mengatakan evaluasi atas penawaran tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan nilai jangka panjang bagi seluruh pemegang saham.
Menurut Koesoemohadiani, dalam melakukan evaluasi direksi memperhatikan berbagai aspek termasuk kepentingan mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan dan karyawan. Ia mengatakan sampai hari ini, belum ada keputusan yang diambil manajemen terkait tawaran yang diterima dari berbagai pihak.
“Belum ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi sebagaimana telah dispekulasikan di media massa,” ujar Koesoemohadiani lagi.
Respons KPPU Indonesia dan Singapura soal Kabar GoTo Gojek dan Grab Segera Merger
KPPU belum menerima laporan terkait kabar Grab akan mengakuisisi GoTo Gojek pada kuartal II.
“Belum ada informasi resmi mengenai transaksi Grab dan GoTo Gojek Tokopedia tersebut,” kata Kepala Biro Humas dan Kerja Sama KPPU Deswin Nur kepada Katadata.co.id, Jumat (9/5). Deswin menyampaikan belum ada pihak yang menghubungi KPPU untuk konsultasi.
Oleh karena itu, KPPU belum bisa mengkaji ada tidaknya potensi monopoli atau persaingan usaha tidak sehat, jika Grab dan GoTo Gojek Tokopedia bergabung. “Sebab, kami harus menilai berdasarkan penilaian atas notifikasi. Saat ini, kami masih memantau perkembangan rumor transaksi,” katanya.
Komisi Persaingan dan Konsumen Singapura alias Competition and Consumer Commission of Singapore (CCCS) menyampaikan pada Maret, para pihak harus mendapatkan nasihat hukum mengenai apakah usulan penggabungan tersebut mematuhi hukum persaingan di Singapura.
"CCCS terbuka untuk melibatkan para pihak melalui pemberitahuan penggabungan dan proses diskusi pra-pemberitahuan kami," kata CCCS dalam pernyataan melalui email dikutip dari Reuters, pada Maret(19/3).
CCCS pada 2018 mendenda Grab dan Uber US$ 13 juta. Hal ini karena Grab gagal memberitahukan tentang penggabungannya dengan Uber, yang secara substansial mengurangi persaingan di Singapura.
Tahun lalu, Grab membatalkan rencana akuisisi operator taksi terbesar ketiga di Singapura, Trans-cab. CCCS mengatakan dapat mengenakan denda hingga 10% dari omzet bisnis perusahaan di Singapura untuk setiap tahun pelanggaran, hingga maksimum tiga tahun, jika perusahaan diketahui telah melanggar undang-undang persaingan.
"Arahan dapat dibuat berdasarkan undang-undang untuk memperbaiki, mengurangi, atau menghilangkan dampak buruk yang timbul dari penggabungan, termasuk membatalkan penggabungan," kata CCCS. "Jika perlu, CCCS dapat mengenakan tindakan sementara untuk menjaga persaingan pasar."
Sumber Reuters juga menyebutkan Grab sudah menunjuk penasihat untuk menangani rencana akuisisi itu. Selain itu, perusahaan yang berbasis di Singapura ini dikabarkan sudah berdiskusi dengan sejumlah bank untuk membahas pendanaan terkait kesepakatan akuisisi.
“Kesepakatan itu tunduk pada ketentuan seperti mengenai pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank,” ujar salah satu sumber Reuters, pada Rabu (7/5).
Pada Maret, Grab dilaporkan tengah mencari pinjaman US$ 2 miliar atau Rp 33,2 triliun untuk membiayai rencana akuisisi. Sebulan sebelumnya, Bloomberg menurunkan pemberitaan yang mengulas rencana Grab mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar atau Rp 114,32 triliun.
Dalam rencana akuisisi ini, Grab disebut mempertimbangkan untuk membeli seluruh saham Gojek Tokopedia. Harga akuisisi diperkirakan di kisaran Rp 100 rupiah per lembar. Sementara itu, total jumlah saham GOTO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia alias BEI 1,14 triliun lembar.