GoTo Gojek dan Grab Disebut Segera Bersatu, Asosiasi Ojol Minta Ada Aturan Baru

Kamila Meilina
10 Mei 2025, 06:25
ojek online, ojol, grab, goto, gojek,
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.
Sejumlah pengemudi  ojek daring menunggu penumpang di Jalan Raya Margonda, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (20/3/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

GoTo Gojek Tokopedia dan Grab disebut-sebut akan menyelesaikan kesepakatan terkait konsolidasi pada kuartal II atau April – Juni. Asosiasi taksi online dan ojol berharap ada aturan baru terkait industri berbagi tumpangan alias ride hailing.

Ketua Asosiasi Driver Online Taha Syafariel memantau kabar tersebut, terlebih setelah beberapa petinggi GoTo Gojek Tokopedia mengundurkan diri. Dengan ada atau tidaknya penggabungan, dia berharap adanya perubahan regulasi.

“Semoga pemerintah mau membuat regulasi yang lebih adil saat ini, dan perusahaan siap mengikuti aturan itu nantinya,” ujar pria yang akrab disapa Taha itu kepada Katadata.co.id, Jumat (9/5).

Hal senada disampaikan oleh Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia atau SPAI Lily Pujiati. Ia tetap mendorong pemerintah membuat kebijakan yang lebih adil bagi pengemudi taksi online dan ojol misalnya, menjadikan driver sebagai karyawan.

Dengan begitu, pengemudi taksi online dan ojol bisa mendapatkan upah, upah lembur, pesangon hingga Tunjangan Hari Raya alias THR. “Selain itu, jam kerja bisa diatur delapan jam dan ada jaminan sosial,” ujar Lily kepada Katadata.co.id.

GoTo Gojek Tokopedia dan Grab beberapa kali dikabarkan mengkaji merger. Yang terbaru, kesepakatan untuk konsolidasi disebut-sebut akan selesai pada kuartal II.

Pada Februari, Katadata.co.id mewawancarai beberapa pengemudi ojol terkait potensi GoTo Gojek Tokopedia dan Grab merger. Mitra pengemudi ojol Gojek Djaka Sembiring, 36 tahun, menilai konsumen akan memiliki sedikit pilihan jika keduanya bergabung. Sementara dari sisi driver, lebih berfokus pada tarif dan program kesejahteraan.

“Kalau bergabung, tolong potongan atau biaya aplikasi dikurangi,” kata Djaka kepada Katadata.co.id, pada Februari (5/2). Gojek dan Grab menerapkan biaya aplikasi kepada mitra pengemudi ojol 15%.

Mitra pengemudi Grab Ardan Fahri, 32 tahun lebih berfokus kepada kebijakan terkait kemitraan jika kedua perusahaan benar-benar merger. “Jangan ketika bergabung, ada pengurangan mitra,” katanya kepada Katadata.co.id, pada Februari.

DPR Minta Potongan Aplikator Ojol Turun Jadi 10%

Besaran potongan aplikator ride-hailing diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 1001 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 667 Tahun 2022 mengenai Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.

Melalui regulasi itu, Kementerian Perhubungan memutuskan biaya bagi hasil maksimal 15% dan 5% untuk biaya penunjang. Biaya penunjang yang dimaksud seperti asuransi keselamatan tambahan, penyediaan fasilitas pelayanan mitra pengemudi, dukungan pusat informasi, bantuan biaya operasional, dan lainnya.

Anggota Komisi V DPR RI Adian Napitupulu mendesak forum untuk segera menyetujui regulasi soal pembatasan potongan tarif oleh aplikator transportasi online maksimal 10%.

"Perjuangan kita untuk mendorong komisi aplikator menjadi 10% itu sesungguhnya bukan hanya hadiah atau untuk kita hari ini saja. Ini untuk masa depan anak-anak para driver,” kata Adian dalam keterangan pers, Sabtu (3/5).

Adian menyampaikan hal itu merespons keluhan pengemudi ojol dan taksi online yang meminta potongan aplikator diturunkan menjadi 10%. Para pengemudi terbebani akibat potongan yang mencapai 30%.

Pada Maret, Anggota Komisi V DPR Reni Astuti mengatakan dirinya menerima laporan bahwa aplikator seperti Gojek, Grab hingga Maxim mengambil komisi 30% hingga 50% kepada pengemudi ojol.

“Faktanya, kami masih sering melihat aksi demonstrasi pengemudi ojol misalnya, potongan aplikator mencapai 30% atau bahkan 50%,” kata Reni saat RDPU Rancangan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau RUU LLAJ dengan Gojek, Grab, Maxim di Gedung MPR/DPR, Jakarta, pada Maret (5/3). “Saya ingin menanyakan apakah aplikator melihat bahwa dengan potongan tersebut, para pengemudi masih dapat memperoleh penghidupan yang layak?”

Driver Ojol Keluhkan Potongan Aplikator Capai 50%

Ratusan pengemudi ojol berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Februari (27/2) menuntut pengurangan biaya aplikasi. Beberapa driver bercerita program Aceng dan Slot membuat komisi aplikator mencapai 50%.

Sri Lestari misalnya, menyampaikan Aceng merupakan singkatan dari Argo Goceng. Layanan ini tersedia untuk GoFood dan GoSend Gojek.

Driver ojol yang bergabung dengan Gojek sejak 2015 itu menjelaskan Aceng adalah program argo pengiriman barang dan makanan jauh maupun dekat hanya Rp 5.000. “Ini yang diterima oleh pengemudi,” kata Sri kepada Katadata.co.id di tengah-tengah unjuk rasa, di Jakarta, pada Februari (27/2).

Program Aceng Gojek itu tersedia sejak Agustus 2023. Pengemudi ojol tiba-tiba menerima notifikasi Kopdar di aplikasi. Kopdar adalah forum rutin yang mempertemukan Gojek dengan para pengemudi ojol guna memahami kendala dan kebutuhan mitra.

“Begitu kami membuka tautan atau link tersebut, tiba-tiba kami masuk ke akun Aceng. Jadi tidak semua pengemudi ojol, tetapi rerata yang baru bergabung (menjadi mitra), masuk ke akun Aceng karena belum tahu,” ujar Sri. “Ganti akun sulit, karena pelat motor dan KTP sudah tercatat.”

Ia menceritakan pengemudi ojol yang mengikuti program Aceng hanya menerima Rp 5.000. Sementara itu, dia mencoba untuk memesan GoFood dan yang harus dibayarkan oleh konsumen Rp 20 ribu.

Dengan asumsi angka tersebut, dia menduga aplikator mengambil biaya aplikasi 75%. Katadata.co.id mengonfirmasi hal tersebut kepada Gojek. Namun belum ada tanggapan.

Mitra pengemudi ojol Grab Wawan juga bercerita mengenai program Slot. Jika bergabung dengan program ini, akun Reguler otomatis non-aktif. Begitu pun sebaliknya.

Dia membandingkan jumlah order di akun Slot dan Reguler. Hasilnya, jumlah pesanan saat ia mengaktifkan akun Reguler, lebih sedikit dibandingkan ketika memakai Slot.

Ia juga membandingkan tarif ojol di akun Reguler miliknya dengan Slot di aplikasi rekannya. Wawan mengetahui bahwa biaya aplikasi yang diambil aplikator lebih dari 50%. “Konsumen membayar Rp 15 ribu, yang diterima teman saya hanya sekitar Rp 7.000 (berkurang 53,3%),” kata dia kepada Katadata.co.id.

Tantangan lainnya dalam menggunakan akun Slot yakni jarak tempuh pengemudi ojek online berpotensi jauh. Ia mencontohkan driver ojol yang memiliki akun Slot berdomisili di Jakarta Timur, dan ingin beroperasi di dekat rumah.

“Kalau slot di wilayah itu sudah penuh, maka driver ojol tersebut akan ‘dilempar’ ke wilayah lain seperti Bekasi,” ujar Wawan.

Mitra pengemudi ojol lainnya Marhali menyampaikan cara kerja akun Slot di Gojek mirip dengan Grab. “Akun Reguler dibuat ‘anyep’. Pernah sehari hanya menerima Rp 7 ribu (karena tidak memakai Slot),” katanya.

Sejalan dengan keluhan-keluhan tersebut, asosiasi ojol berharap ada regulasi yang adil, sekalipun ada tidaknya merger antara GoTo Gojek Tokopedia dan Grab.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...