Siapa Pembuat Film Animasi Merah Putih: One For All?
Film animasi berjudul Merah Putih: One For All akan tayang di bioskop pada 14 Agustus. Siapa rumah produksi di balik film ini?
Film Merah Putih: One For All mengisahkan petualangan delapan anak dari berbagai latar budaya. Mereka yang tergabung dalam Tim Merah Putih, bersatu untuk mencari bendera pusaka yang hilang secara misterius tiga hari sebelum upacara kemerdekaan.
Namun film animasi itu menuai pro dan kontra setelah menayangkan trailer pada Jumat (8/8). Film Merah Putih: One For All diproduksi oleh Perfiki Kreasindo, disutradarai oleh Endiarto dan Bintang, serta diproduseri Toto Soegriwo.
Namun laman Perfiki.com menampilkan pesan ‘403 Forbidden’ ketika diakses.
Akun resmi Instagram @merahputihoneforall mencantumkan alamat rumah produksi yang sama dengan alamat Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Yayasan ini merupakan institusi swasta yang berfokus pada pengembangan perfilman Indonesia.
Pembuatan film animasi Merah Putih: One For All dipimpin oleh Toto Soegriwo sebagai produser eksekutif. Sementara itu, Bintang Takari dan Endiarto berperan sebagai sutradara dan terlibat dalam penulisan naskah animasi.
Toto Soegriwo melalui akun Instagram mengunggah unggahan Moviereview yang menyebut film animasi berdurasi 70 menit itu menghabiskan biaya Rp 6,7 miliar.
Sutradara Hanung Bramantyo pun ikut berkomentar mengenai film Merah Putih: One for All. Menurut dia, pembuatan film animasi membutuhkan waktu lama dalam proses pengerjaannya.
“Bujet Rp 6 miliar hanya sampai tingkat previs (kumpulan storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator). Kalau untuk ditayangkan, sudah pasti penonton akan resisten. Ibarat membangun rumah, belum dipelur semen dan lantainya masih cor-coran kasar,” kata dia melalui X.
Profil Toto Soegriwo
Melansir laman Facebook Toto Soegriwo, ia merupakan lulusan SMAN 1 Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah.
Kariernya di industri perfilman nasional dimulai saat ia bekerja di rumah produksi PT. Djohar Mandiri Jaya. Ia juga pernah menjadi anggota Persatuan Artis Film Indonesia atau PARFI.
Selain perfilman, Toto sempat menjajaki industri media dengan bekerja di Radio S1079FM. Ia pernah menjadi Sekretaris Redaksi Majalah DeFilm, media yang mengulas berbagai isu terkait perfilman nasional.
Perjalanannya di sektor produksi semakin berkembang ketika Toto menjabat sebagai Creative Director di PT. Foromoko Matoa Indah Film. Ia juga pernah menjadi anggota Badan Pertimbangan Perfilman Nasional, sebuah forum yang berperan dalam arah kebijakan perfilman Indonesia.
Toto turut berkontribusi di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail atau PPHUI, lembaga yang menjadi pusat aktivitas dan pelestarian sejarah perfilman Indonesia.
Saat ini, ia tercatat sebagai Sekretaris Umum Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia alias GPBSI dan menjabat sebagai agregator dan kurator di Lokalfilm.id.
