Prabowo Temui 2 Aplikator, Asosiasi Ojol Minta Perpres Ojek Online Segera Terbit
Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan dua aplikator taksi online dan ojol, yang tidak disebutkan namanya. Serikat Pekerja Angkutan Indonesia atau SPAI berharap Kepala Negara segera menerbitkan Peraturan Presiden alias Perpres tentang Pelindungan Pekerja Transportasi Online.
“Regulasi ini diperlukan, karena selama ini platform justru berlomba-lomba memeras pengemudi ojol, taksi online, dan kurir dengan berbagai cara seperti potongan yang tinggi hingga 70%, skema tarif hemat, double order, slot, hub, aceng alias argo goceng, akun prioritas dan skema lainnya,” kata Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia atau SPAI Lily Pujiati dalam keterangan pers, Selasa (21/10).
Menurut dia, program dan skema seperti itu justru menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan pada ujungnya merugikan para pengemudi ojol dengan upah atau pendapatan yang rendah yakni, rata-rata per hari hanya Rp 50 ribu – Rp 100 ribu.
SPAI juga berharap Presiden Prabowo membuat peraturan yang setidaknya mengatur hal-hal sebagai berikut:
- Status sebagai pengemudi taksi online dan ojol sebagai pekerja
- Upah dan pendapatan yang layak setara upah minimum
- Jam kerja delapan jam yang manusiawi, waktu dan hari istirahat
- Tunjangan Hari Raya alias THR
- Jaminan sosial
- Hak maternitas seperti cuit haid dan melahirkan
- Hak membentuk serikat pekerja
- Hak berunding dan perjanjian kerja bersama agar tidak dikenakan sanksi suspend dan putus mitra sewenang-wenang
Presiden Prabowo Subianto menyatakan telah berdiskusi dengan pimpinan dua perusahaan besar penyedia layanan ojol baru-baru ini. Pertemuan ini membahas upaya penguatan perlindungan pengemudi ojek online.
“Pemerintah diskusi terus ke perusahaan besar ojol untuk mencari pelayanan terbaik bagi pengemudi, juga efisiensi dan tidak terjadi persaingan yang saling merugikan,” kata Prabowo saat memberikan arahan pembukaan Sidang Kabinet Paripurna di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (20/10).
Prabowo memandang profesi pengemudi ojol punya dampak luas terhadap perekonomian rakyat. Ia mencontohkan sekitar dua juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) saat ini mengandalkan layanan ojol untuk mendukung kegiatan jual-beli.
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga menilai layanan ojol turut menjadi penopang ekonomi digital dan memberikan lapangan kerja bagi sekitar enam juta orang. “Kami ingin lapangan kerja ojol ini terjamin. Kalau tidak salah ada 4 juta pengemudi ojol di dua perusahaan besar itu,” ujar Prabowo.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menilai pertemuan Prabowo dengan dua perusahaan penyedia layanan ojol cenderung lebih berfokus pada pengaturan mekanisme besaran tarif. “Ini kan bagaimana agar persaingannya sehat,” kata dia usai Sidang Kabinet Paripurna.
Dampak jika Ojol Jadi Pekerja
Grab mengungkapkan tiga potensi dampak negatif jika mitra pengemudi taksi online dan ojol menjadi karyawan, sebagaimana tuntutan pada driver selama ini. Pertama, jumlah mitra akan berkurang drastis.
Chief of Public Affair Grab Tirza Musunamy menjelaskan, saat ini, siapapun bisa mendaftar menjadi mitra pengemudi taksi online dan ojol, serta bisa langsung bekerja. Jika driver menjadi karyawan, maka perusahaan akan menetapkan kuota dan melakukan seleksi.
“Kemampuan platform mengakomodasi mitra pengemudi taksi online dan ojol itu akan jauh berkurang, sehingga yang tidak terserap tak lagi memiliki akses menjadi gig worker,” kata Tirza ditemui di kantor Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker di Jakarta Selatan, pada April (10/4).
Kedua, perusahaan akan membatasi jumlah pengemudi dan melakukan seleksi. Saat ini, syarat menjadi mitra pengemudi cukup memiliki kendaraan, SIM, dan kemampuan mengemudi.
“Jika mereka menjadi karyawan, akan ada wawancara dan seleksi seperti di perusahaan lain, sehingga tidak semua orang bisa masuk,” ujar Tirza.
Ketiga, UMKM di ekosistem aplikator, termasuk Grab akan terkena dampak dari berkurangnya jumlah mitra pengemudi taksi online dan ojol. "Lebih dari 90% merchant yang terdaftar di Grab itu UMKM,” kata Tirza.
Jika Grab membatasi pengemudi ojol dan taksi online, maka kemampuan driver melayani pesanan dari UMKM akan menurun. Ia mencontohkan permintaan order GrabFood yang melonjak saat jam makan siang atau makan malam.
Grab Bagikan Bukti Ojol Bisa Raup Rp 7 Juta per Bulan
Grab membagikan data terkait penghasilan mitra pengemudi ojol dan taksi online di Bali dan Makassar yang naik selama April. Di satu sisi, data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan 24.036 pekerja mengalami Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK selama Januari - April.
Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyampaikan ada 3,6 juta mitra pengemudi terdaftar di Indonesia. “Grab bukan hanya aplikasi, kami adalah bantalan sosial,” kata dia dalam acara diskusi dengan beberapa media, di Jakarta, pada 14 April.
Ia pun membagikan data terkait penghasilan mitra pengemudi ojol di Bali dan Makassar selama April:
Neneng menjelaskan mitra pengemudi ojol terbaru menjadi penuh waktu dan paruh waktu. Driver ojek online full time rerata memiliki durasi kerja enam jam per hari, termasuk waktu istirahat. Mereka biasanya mengambil order secara beruntun dan hanya menggunakan satu aplikasi.
Sementara itu, pengemudi ojol part time biasanya bekerja selama tiga jam termasuk istirahat. Ada dugaan juga menggunakan lebih dari satu aplikasi.
Rata-rata penghasilan mitra pengemudi taksi online di Bali dan Makassar selama April, sebagai berikut:
Oleh karena itu, menurut dia, aplikasi Grab saat ini menjadi bantalan sosial bagi masyarakat di tengah banyaknya gelombang PHK yang terjadi di berbagai sektor dan menambah tekanan pada kesediaan lapangan pekerjaan formal.
Melalui Grab, masyarakat yang tidak memiliki mata pencaharian mendapatkan akses pada peluang pendapatan yang fleksibel dengan menjadi pengemudi taksi online dan ojol.


