Bos Gojek Bocorkan Cara Kerja Teknologinya kepada 25 Startup
Co-Founder Gojek Kevin Aluwi mengatakan, perusahaannya mengembangkan mesin pembelajar (machine learning) dalam empat tahun terakhir. Kini, ia berbagi informasi terkait cara kerja dan manfaat dari teknologi tersebut kepada 25 startup.
Perusahaan rintisan tersebut berasal dari lokal maupun internasional yang tengah mengikuti program akselerator startup Gojek Xcelerate. Kepada mereka, Kevin mengungkapkan bahwa mesin pembelajar merupakan salah satu kunci sukses Gojek.
Kevin menjelaskan, machine learning membantu Gojek mempelajari banyak hal, mulai dari pola perilaku pelanggan dan mitra. “Juga kondisi lalu lintas yang menjadi insight baru bagi kami untuk menemukan berbagai pendekatan baru, bahkan rute baru, untuk meningkatkan pengalaman pelanggan,” kata Kevin dalam siaran pers, Senin (14/10).
Gojek memproses data dari jutaan pesanan setiap hari, menggunakan machine learning. Di satu sisi, decacorn Tanah Air ini memiliki lebih dari 20 layanan. Karena itu, informasi (insight) yang diperoleh Gojek beragam.
Melalui teknologi itu, Gojek menjaga keseimbangan antara jumlah mitra pengemudi dengan tingkat permintaan di suatu wilayah. Kevin pun mengklaim, sistem ini menguntungkan seluruh pihak, baik penumpang maupun mitra pengemudi.
(Baca: Nadiem Gojek Berbagi Tiga Kunci Sukses kepada 15 Startup Lokal)
Mesin pembelajar, kata dia, juga memudahkan mitra penjual memberi label menu di fitur GoFood. Teknologi ini bahkan bisa menyaring menu dan membaginya ke dalam beberapa kategori, mulai dari jenis, nominal harga, hingga pengelompokkan rasa manis atau asin.
Kevin menyampaikan, sistem itu meningkatkan efisiensi waktu bagi pelanggan menemukan kuliner yang diinginkan. Sebab, tampilan menu di setiap ponsel pengguna akan berbeda karena sudah dipersonalisasi.
Ia mengungkapkan, ada dua kunci dalam menentukan kekuatan model machine learning yaitu jumlah data yang tersedia untuk dianalisis dan algoritma perhitungan. “Semakin banyak volume data yang masuk melalui platform Gojek memungkinkan kami untuk menganalisis data yang lebih besar dan kompleks, sehingga bisa menghasilkan insight yang lebih akurat,” kata dia.
(Baca: Tren Layanan Personalisasi, Nilai Pasarnya Diprediksi Rp 437 Triliun )
Selanjutnya, algoritma perhitungan akan semakin terlatih dengan meningkatnya volume dan kompleksitas data yang masuk. Untuk memperkuat teknologi ini, Gojek pun mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) terkait machine learning.
Kevin mengatakan, tanpa mengadopsi model machine learning, Gojek butuh 10 tahun untuk bisa menjadi seperti sekarang ini. Ia ingin ada lebih banyak startup menerapkan hal serupa, supaya cepat berkembang.
Dalam hal ini, Gojek bekerja sama dengan Digitaraya, Google Developers Launchpad, McKinsey & Co., dan UBS mengelar Gojek Xcelerate. Ada lima startup yang ikut pada batch pertama, yaitu Crewdible (logistik), Izy.ai (industri perhotelan), Peto (perawatan hewan peliharaan), Qlue (smart city), dan Travelio (booking akomodasi).
Managing Director Digitaraya Nicole Yap menambahkan, program akselerator Gojek Xcelerate terdiri dari lima batch yang berlangsung hingga Maret 2020. “saat Demo Day, kami senang sekali melihat bagaimana startup mendemonstrasikan komitmen penggunaan machine learning dalam mengembangkan bisnisnya,” kata dia.
(Baca: Perkuat Ekosistem, Gojek Gandeng Digitaraya Gelar Sayembara Startup)