Gaet Telkomsel, Blue Bird Pakai IoT untuk Argo hingga Pemesanan Taksi
PT Blue Bird Tbk (BIRD) menggandeng PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) untuk menerapkan teknologi Internet of Things (IoT). Dengan begitu, argo, pemesanan layanan taksi hingga pembayaran menjadi terpusat.
Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo berharap, adopsi teknologi ini bisa meningkatkan produktivitas dan kinerja pengemudi. “Kami percaya bahwa kolaborasi ini tidak hanya menghasilkan efisiensi di dalam operasional Blue Bird, namun juga berdampak positif bagi industri transportasi di Indonesia,” katanya dalam siaran pers, kemarin (26/8).
Hingga akhir tahun ini, 10 ribu taksi akan dipasang IoT. Perusahaan menargetkan 25 ribu armada sudah mengimplementasikan teknologi itu pada Kuartal II 2020.
(Baca: Telkomsel Pakai IoT untuk Manajemen Pengisian BBM Pertamina)
Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Martini mengatakan, perusahaannya menyediakan IoT Control Center dan solusi bisnis berbasis komputasi awan (cloud-based) terkait kerja sama ini. Ia mengklaim bahwa layanan ini dapat meningkatkan keamanan aset dan memprediksi pengeluaran perusahaan.
Dengan menggunakan IoT, ekosistem Blue Bird mulai dari pusat hingga armada akan terhubung. Teknologi ini akan menggantikan perangkat penghitung argo atau Fleety dan penerima pesanan berbasis jaringan 2G, yang selama ini dipakai perusahaan.
Maka, layanan mulai dari argo, pemesanan layanan, pelacakan posisi (GPS), komunikasi penumpang dengan operator pusat hingga pembayaran akan terhubung melalui IoT. Selain itu, teknologi ini dapat membaca data-data vital terkait kondisi kendaraan. Informasi tersebut akan dikirim ke sistem aplikasi Blue Bird.
(Baca: Di ASEAN, Perusahaan Indonesia dan Thailand yang Terbanyak Adopsi IoT)
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga juga mengadopsi IoT untuk mengatasi persoalan manajemen seperti pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM). Perusahaan bekerja sama dengan Telkomsel untuk menyediakan solusi yang disebut dengan IoT Intelligent Tank Monitoring System (Intank) ini.
Dengan Intank, Patra Niaga bisa memonitor persediaan bahan bakar pada tangki penyimpanan terminal (terminal storage). Teknologi ini juga bisa digunakan untuk memantau sensor meter jalur distribusi dan televisi sirkuit tertutup alias CCTV pada titik transfer kustodi.
Layanan Intank juga diuji coba oleh perusahaan lain seperti Semen Merah, Pamapersada Nusantara dan Kapuas Prima Coal.
(Baca: IDC: Belanja IoT di Dunia Diproyeksi Capai Rp 15.730 Triliun pada 2023)