LinkAja dan DANA Tebar Diskon untuk Tingkatkan Kepercayaan Konsumen

Cindy Mutia Annur
15 Juli 2019, 18:39
DANA dan LinkAja mengakui, diskon bisa menggaet lebih banyak konsumen.
Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi, salah satu merek minuman menyediakan layanan pembayaran mulai dari Go-Pay, OVO, DANA hingga LinkAja. DANA dan LinkAja mengakui, diskon bisa menggaet lebih banyak konsumen.

Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran PT Fintek Karya Nusantara (LinkAja) dan PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA) menyatakan  diskon bisa menggaet lebih banyak konsumen. Selain menjadi insentif, promosi dinilai bisa meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap layanan dompet digital.

LinkAja dan DANA sepakat bahwa strategi promosi mendorong masyarakat Indonesia untuk menggunakan layanan mereka. Dengan begitu, kedua dompet digital ini bisa menunjukkan bahwa layanan mereka aman.

Product Development Group Head LinkAja Dhenu Wiarsandi mengatakan, strategi promosi digunakan untuk memperkenalkan layanan pembayaran non-tunai kepada masyarakat. “Strategi promosi bukan karena (untuk memberi kesan) murah, tetapi karena (penggunaannya) mudah," kata dia dalam acara Selular Conference di Jakarta, Senin (15/7).

(Baca: Potensi LinkAja Menggoyang Dominasi Dompet Digital Go-Pay dan OVO)

Karena itu, menurutnya hal utama yang harus dilakukan oleh penyedia layanan dompet digital adalah kemudahan bertransaksi. Hal ini supaya pengguna yang tertarik menggunakan dompet digital karena adanya insentif, benar-benar merasakan kemudahan.

Dengan begitu, pengguna akan tetap menggunakan layanan dompet digital ketika promosi tidak lagi diberikan. “Tujuan promosi adalah salah satunya sebagai metode untuk meningkatkan trust level (tingkat kepercayaan)," katanya

(Baca: LinkAja Segera Masuk Aplikasi Gojek)

Chief Communications Officer (CCO) DANA Chrisma Albandjar sepakat dengan Dhenu. Ia mengatakan, promosi bertujuan untuk memperkenalkan layanannya kepada konsumen. "Agar mereka terbiasa menggunakan layanan kami," kata dia. 

Hanya, menurutnya besaran diskon yang diberikan semestinya memperhatikan banyak hal. "Promosi tidak boleh berlebihan. Artinya, jangan sampai bukan untuk mempelajari (layanan pembayaran digital), tetapi malah memberikan hal yang negatif bagi mitra (penjual)," katanya.

Ia mencontohkan, dompet digital mengadakan promosi 50% sehingga pengguna hanya perlu membayar Rp 10 ribu untuk produk seharga Rp 20 ribu. Dalam jangka panjang, menurutnya konsumen akan terlena dengan diskon seperti ini.

Karena itu, menurutnya durasi promosi harus menjadi perhatian perusahaan fintech pembayaran. Chrisma menyampaikan, perusahaannya hanya memberikan promosi seminggu sekali untuk konsumen.

Ia berharap, strategi promosi meningkatkan kepercayaan konsumen untuk mau beralih dari pembayaran tunai menjadi non-tunai. “Cara untuk mengetahui promosi efektif atau tidak itu mudah. Coba hentikan promosi, lihat bagaimana penggunaannya. Nanti akan diketahui masalahnya, produk mana yang tidak dibutuhkan konsumen,” katanya.

(Baca: Persaingan Ketat, DANA Incar Segmen Perdesaan)

Reporter: Cindy Mutia Annur

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...