Facebook, Intel, hingga YouTube Donasi Rp 283 M untuk Lawan Rasisme
Facebook, Cisco, hingga YouTube mengumpulkan donasi lebih dari US$ 20 juta atau sekitar Rp 283, 5 miliar. Dana tersebut untuk mendukung perlawan terhadap rasisme, terutama setelah kematian pria kulit hitam George Floyd.
Melalui donasi itu, para eksekutif perusahaan teknologi secara tegas menentang kekerasan rasial di Amerika Serikat (AS). Selain itu, mereka ingin berkontribusi melalui program hibah untuk organisasi yang memperjuangkan keadilan terkait kasus rasisme.
CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan donasi sebesar US$ 10 juta atau sekitar Rp 141 miliar. "Ini untuk kelompok-kelompok yang bekerja pada keadilan rasial,"ujar Mark dikutip dari CNBC International, Rabu (3/6).
Mark mengatakan penasihat dan karyawannya membantu untuk menemukan organisasi yang paling tepat untuk menggunakan donasi tersebut. Sedangkan CEO Cisco Chuck Robbins mengumumkan donasi US$ 5 juta atau sekitar Rp 70,8 miliar kepada organisasi Equal Justice Initiative dan Black Lives Matter.
"Ini dana kami sendiri untuk memerangi rasisme dan diskriminasi. Ini baru permulaan," ujar Chuck.
(Baca: Mark Zuckerberg Tak ‘Sanksi’ Trump, 600 Pegawai Facebook Mogok Kerja)
(Baca: Seluruh Petugas Polisi Terkait Kematian George Floyd Kini Didakwa)
Selain itu, YouTube, Uber, dan Intel akan menyumbangkan US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar untuk Center for Policing Equity, Equal Justice Initiative, dan organisasi serta komunitas nirlaba sejenisnya.
Airbnb pun menyumbangkan donasi sebesar US$ 500 ribu ke sejumlah organisasi serupa. Sedangkan CEO Apple Tim Cook mengatakan tengah menggalang dana sumbangan dari karyawannya pada bulan ini untuk melawan kasus rasisme.
Perusahaan ventura Sequoia Capital mengumumkan bahwa para mitranya akan menyumbang US$ 2 untuk setiap dolar yang disumbangkan oleh karyawan. Ada juga Mamoon Hamid dari Kleiner Perkins yang mengumumkan sumbangan US$ 100 ribu dan dana pendamping dengan jumlah yang sama untuk perlawanan terhadap rasisme.
Sebelumnya, Spotify, Apple Music, Amazon Music, dan YouTube Music bersatu untuk mendukung Blackout Tuesday. Kampanye ini ditujukan untuk memprotes kekerasan polisi dan rasisme serta menghormati George Floyd yang meninggal di tangan polisi. Kematiannya telah memicu protes dan demonstrasi di kota-kota AS dan gerakan Black Lives Matter di seluruh dunia.
Untuk mendukung gerakan tersebut, Spotify menambahkan waktu hening selama 8 menit dan 46 detik untuk memilih daftar putar dan podcast di platformnya. Panjang waktu hening itu sama dengan jumlah waktu mantan perwira polisi Minneapolis Derek Chauvin menjepit leher George Floyd dengan lututnya hingga pria kulit hitam itu meninggal.
(Baca: SBY Komentari Gejolak di AS dan Cara Trump Tangani Kerusuhan)
Selain itu, Spotify memperingati 2 Juni 2020 sebagai Black Out Tuesday alias hari pemutusan kolektif dari pekerjaan yang dimaksudkan untuk membantu orang-orang berefleksi dan bersatu mendukung komunitas kulit hitam.
"Pada hari ini dan setiap hari, Spotify akan mendukung karyawan, teman, mitra, artis, dan pencipta kami dalam perjuangan melawan rasisme, dan ketidakadilan,”ujar Spotify.
Selain menghentikan sementara semua publikasi media sosial, Spotify akan mengganti judul utama podcast dan gambar daftar putar serta logo dengan gambar yang gelap, dan lebih mempromosikan artis berkulit hitam dan podcaster dengan daftar putar khusus. Spotify juga akan menggalang sumbangan keuangan yang dibuat oleh karyawan untuk organisasi yang memerangi rasisme dan ketidakadilan.
Apple Music memutuskan membatalkan program radio reguler Beats 1 Apple Music, dan sebaliknya mempromosikan stasiun streaming yang merayakan musik yang diproduksi oleh seniman kulit hitam. Rekomendasi reguler dan tab radio juga menunjukkan daftar putar tunggal yang disebut "For Us, By Us".
Ada juga pengambilalihan satu halaman penuh yang menampilkan pesan dukungan untuk gerakan protes terkait rasisme. Namun, pengguna masih dapat mengakses perpustakaan musik mereka dan katalog Apple Music.
Amazon Music juga mengirim cuitan untuk mendukung gerakan perlawanan terhadap kekerasan rasial dengan menghentikan semua media sosial perusahaan untuk hari itu. Sedangkan, YouTube Music mengeluarkan tweet dukungan dari akun resminya. YouTube sebelumnya berjanji untuk menyumbangkan US$ 1 juta ke Center for Policing Equity.
(Baca: Demonstrasi Kasus George Floyd, Google hingga Sony Tunda Rilis Produk )