10 Tren Teknologi pada 2030: Cium Aroma Makanan Bisa Lewat Ponsel

Desy Setyowati
18 Agustus 2020, 16:34
10 Tren Teknologi pada 2030: Cium Aroma Makanan Bisa Lewat Ponsel
ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/foc/cf
Insinyur mekanik Mesir Mahmoud El komy terlihat di samping robot yang dikontrol remor yang ia buat untuk menguji warga untuk penyakit virus korona dengan melakukan tes PCR, membatasi paparan kepada kasus terduga, saat penyebaran global penyakit virus korona (COVID-19) di Kairo, Mesir, Jumat (12/6/2020).

Perusahaan asal Swedia, Ericsson menyebutkan 10 tren teknologi yang diminati pada 2030. Dua di antaranya yakni perintah lewat pikiran dan mencium aroma makanan melalui ponsel pintar (smartphone).

Ericsson melakukan survei terhadap 12.590 pengguna kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), realitas bertambah (augmented reality/AR) dan realitas virtual (virtual reality/VR) terkait teknologi yang mereka inginkan dalam 10 tahun ke depan. Responden berusia 15 hingga 69 tahun.

Responden yang disurvei berasal dari 15 kota yakni Jakarta, Singapura, Bangkok, Sydney, Delhi, Shanghai, Tokyo, London, Moskow, Stockholm, Mexico City, San Francisco, New York, São Paulo, dan Johannesburg. Survei dilakukan pada Oktober 2019.

Tren pertama, 51% responden memperkirakan bisa memerintah perangkat melalui pikiran pada 2030. Itu artinya, otak manusia dapat bertindak sebagai interface seperti papan ketik (keyboard), mouse, game controller, dan lainnya.

“Pengguna hanya perlu memikirkan suatu perintah, dan itu akan terjadi,” demikian dikutip dari laporan ConsumerLab Ericsson, Selasa (18/8).

Namun, mereka tidak ingin para pengiklan bisa mengakses pikiran mereka. Setengah dari responden mengatakan, data akan bersifat pribadi untuk konsep layanan berbasis pikiran.

Kedua, 54% memperkirakan akan memiliki kemampuan untuk membuat gelembung suara digital. Ini memungkinkan mereka mendengar apa yang diinginkan, sekalipun di tempat keramaian.

Mereka berharap, ada teknologi berupa ikat kepala yang mengubah suara menjadi pengalaman sensoris lainnya. “Misalnya, Anda bisa mengubah suara menjadi sensasi di kulit atau suara lalu lintas di sekitar menjadi warna,” demikian dikutip.

Ketiga, 44% memprediksi adanya teknologi yang disematkan pada mulut sehingga memungkinkan manusia merasakan makanan dan minuman sesuai keinginan. Dengan begitu, pengguna dapat mengonsumsi makanan sehat yang terasa seperti masakan restoran bintang lima.

Keempat, 56% berharap dapat menikmati semua bau yang ada pada film yang mereka tonton secara digital. Hal ini sempat diuji coba pada awal 1960-an, namun gagal karena terkendala teknologi.

Jika teknologi itu benar diwujudkan pada satu dekade ke depan, maka konsumen bisa mencium aroma masakan melalui ponsel. Apalagi, 47% menilai data terkait bau bisa diakses oleh pengiklan.

Kelima, enam dari 10 responden memperkirakan perangkat wristband akan dapat menstimulasi saraf sehingga manusia bisa merasakan obyek secara digital pada 2030. Dengan begitu, pengguna bisa merasakan permukaan bola hingga kulit orang lain secara digital.

Keenam, separuh responden memperkirakan perbedaan antara realitas fisik dan digital hampir sepenuhnya hilang pada 2030. Ketujuh, internet dapat berkembang ke titik di mana realitas fisik dan digital untuk tujuan praktis digabung menjadi satu. Dengan begitu, mereka berharap hoaks semakin mudah dikenali.

Kedelapan, pengenalan wajah (face recognition) akan semakin populer. Kesembilan, enam dari 10 responden meyakini bahwa layanan internet yang sepenuhnya indrawi memungkinkan manusia seolah-olah berada di mana saja.

Terakhir, suara dan penglihatan secara digital akan dilengkapi dengan sentuhan, rasa, penciuman, dan lainnya. Teknologi jaringan internet generasi kelima atau 5G akan sepenuhnya mengubah cara orang merasakan dan berinteraksi.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...