Riset: Facebook dan Google Dinilai Gagal Menindak Iklan Penipuan
Riset dari firma riset konsumen Which? menunjukkan, Google dan Facebook tidak menangani iklan penipuan di platform dengan baik. Laporan ini merekomendasikan adanya aturan baru yang memaksa raksasa teknologi seperti keduanya untuk memantau aktivitas iklan penipuan.
Berdasarkan riset tersebut, 27% dari 2.000 responden mengatakan bahwa mereka menemukan iklan penipuan di Facebook. Sedangkan 19% menemukannya di Google.
Sebanyak 34% responden melaporkan iklan penipuan ke Google. Namun, mereka tetap menemukan iklan setelah laporan. Sedangkan 26% mengatakan hal serupa terjadi di Facebook.
"Artinya Facebook dan Google gagal menindak iklan penipuan yang ditempatkan di platform, bahkan setelah pengguna melapor," demikian isi riset dikutip dari Business Insider, Senin (26/4).
Which? mencontohkan, salah satu iklan palsu yang beredar di Facebook dan Google, menawarkan diskon besar untuk busana merek ternama. Padahal, ketika diklik, pengguna diarahkan ke situs web yang disematkan perangkat lunak (software) jahat untuk mencuri data keuangan.
Peneliti Which? Adam French menyarankan adanya regulasi yang ketat bagi raksasa teknologi untuk menangani masalah tersebut. "Platform online harus diberi tanggung jawab hukum untuk mengidentifikasi, menghapus, dan mencegah konten palsu dan penipuan di situs," katanya.
Juru bicara Facebook mengatakan bahwa aktivitas iklan penipuan itu tidak diizinkan di platform. Perusahaan juga telah mengambil tindakan terhadap sejumlah halaman penipuan yang dilaporkan.
"Ada 35 ribu tim ahli keamanan yang kuat, bekerja bersama kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) canggih untuk secara proaktif mengidentifikasi dan menghapus konten ini," kata dia.
Facebook juga meminta pengguna melaporkan aktivitas yang mencurigakan di platform.
Sedangkan juru bicara Google mengatakan, perusahaan telah menghapus lebih dari 3,1 miliar iklan penipuan karena melanggar kebijakan. "Kami mengambil tindakan terhadap iklan yang berpotensi buruk, yang dilaporkan, dan keluhan ini selalu ditinjau secara manual," katanya.
Di sisi lain, Facebook dan Google mendapatkan keuntungan dari bisnis iklan. Facebook misalnya, mencatatkan peningkatan permintaan iklan pada akhir tahun lalu. Alhasil, pendapatan dari lini bisnis ini naik 31% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 27,2 miliar pada kuartal IV 2020. Sedangkan pendapatan iklan Google melonjak hampir 10% yoy.