Jaringan 5G Tersedia, Kebocoran Data Hantui Keuangan & Pemerintah
Teknologi internet generasi kelima atau 5G sudah hadir di Indonesia melalui jaringan Telkomsel dan Indosat. Perusahaan penyedia teknologi keamanan siber F5 Indonesia menyebutkan risiko kebocoran data yang masif dari teknologi 5G ini.
Country Manager F5 Indonesia Surung Sinamo mengatakan, sebelum adanya 5G atau melalui 4G, data yang beredar di internet lebih tersentralisir di pusat data. Dengan begitu data menjadi lebih mudah diamankan.
Adapun setelah digelarnya 5G, data menjadi lebih terdistribusi. Tidak hanya ada di pusat data, data mengalir dari komputasi awan (cloud), komputasi tepi (edge) hingga perangkat pengguna.
"Dengan begitu, serangan siber jadi meningkat. Data akan bergerak cepat. Kemungkinan data dieksploitasi juga jadi cepat," ujar Surung dalam konferensi pers virtual pada Kamis (1/7).
Selain pergerakan yang cepat, 5G juga membuat data tidak tinggal di satu tempat. Sehingga membuat para peretas akan memanfaatkan data untuk disalahgunakan.
Ada beberapa sektor entitas yang rawan datanya dibobol karena 5G, diantaranya sektor keuangan dan pemerintahan. "Sektor ini sensitif," katanya.
Sektor keuangan rawan terkena serangan karena mempunyai transaksi yang bernilai. "Sektor seperti ini jadi sektor penting," ujarnya.
Selain sektor keuangan, sektor pemerintahan rawan mengalami serangan. Sebab, sektor tersebut mengelola data kependudukan yang potensial dimanfaatkan oleh peretas untuk kejahatan seperti penipuan.
Sehingga sektor-sektor itu perlu menyiapkan langkah antisipasi. "Harus memikirkan bagaimana data itu bisa diproteksi," ujarnya. Sektor-sektor tersebut harus mengantisipasi celah kebocoran data mulai dari cloud sampai ke aplikasi atau pengguna.
Ahli teknologi dan informasi (IT) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Budi Rahardjo juga pernah mengatakan bahwa potensi serangan siber akan semakin tinggi seiring dengan pengembangan 5G. Sebab, pelaku kejahatan atau hacker membuat pola serangan baru.
Oleh karena itu, infrastruktur keamanan harus disiapkan oleh perusahaan ataupun organisasi lain yang menggunakan 5G. "Harus bergerak beriringan dengan 5G," ujarnya dalam dalam webinar Katadata dan DELL Technologies bertajuk ‘Menyambut 5G, Apa yang Perlu Dipersiapkan?’, Selasa (29/6).
Indonesia telah resmi menggelar jaringan 5G melalui perusahaan operator seluler Telkomsel dan Indosat. Telkomsel telah menggelar jaringan 5G pada Mei lalu (27/5) menggunakan spektrum 2,3 GHz. Berdasarkan pengujian di Solo, kecepatan pengiriman data dari 5G Telkomsel mencapai 816 Mbps dan unduh 30 Mbps.
Sedangkan Indosat resmi menyediakan layanan 5G sejak beberapa pekan lalu (14/6). Jaringan 5G Indosat saat ini telah hadir di lima kota di Indonesia, yakni Solo, Jakarta, Surabaya, Balikpapan, dan Makasar.
Indosat memilih spektrum frekuensi 1,8 GHz dalam menggelar jaringan 5G. Berdasarkan hasil uji coba, kecepatan akses internet 5G milik Indosat memang mencapai 540 megabyte per detik. Untuk tingkat latensi, sekitar 10 ms.