Jokowi Siapkan Anggaran Belajar Online dan Perluas Akses Internet 2022

Fahmi Ahmad Burhan
16 Agustus 2021, 13:34
jokowi, belajar online, rapbn 2022
ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/aww.
Sejumlah pelajar SMP N 4 Bawang berada di atas bangunan kamar mandi umum untuk mendapatkan sinyal jaringan internet gratis di Sigemplong, Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Kamis (30/7/2020).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memfokuskan kebijakan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja atau RAPBN 2022 pada enam hal, salah satunya infrastruktur yang mendukung adaptasi teknologi. Ini untuk memperluas akses internet dan mendukung proses belajar online.

“Pemerintah menyiapkan enam fokus utama dalam kebijakan APBN 2022,” kata Jokowi saat menyampaikan pidato pengantar RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2022 di Gedung DPR, Senin (16/8). “Keempat, melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan kemampuan adaptasi teknologi.”

Berdasarkan draf Nota Keuangan Tahun Anggaran 2022, pemerintah menyiapkan anggara pendidikan Rp 541,7 triliun. Ini diutamakan untuk beberapa kegiatan, seperti peningkatan kompetensi guru, penguatan pendidikan vokasi dan karakter.

Pemerintah juga memfokuskan penggunaan anggaran untuk menunjang kegiatan belajar online, terutama di daerah yang belum terjangkau internet.

Anggaran pendidikan juga akan dipakai untuk peningkatan kualitas sarana dan prasarana. Caranya, merehabilitasi dan mengembangkan platform pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Selain anggaran pendidikan, pembangunan infrastruktur internet yang menunjang belajar online dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Utamanya, dalam memperluas akses dan konektivitas broadband di seluruh wilayah Indonesia.

"Ini karena selama pandemi Covid-19, sebagian besar aktivitas masyarakat dilakukan secara virtual dengan menggunakan jaringan akses internet," demikian isi Nota Keuangan Tahun Anggaran 2022.

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo mencatat, 12.548 desa yang belum terakses internet generasi keempat (4G) per tahun lalu. Sebanyak 9.113 berada di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T. Sedangkan sisanya di luar 3T, sehingga menjadi tanggung jawab operator seluler.

Oleh karena itu, pemerintah berfokus membangun infrastruktur digital. Beberapa output prioritas pembangunan teknologi informasi dan komunikasi pada periode 2017–2021 di antaranya:

Penyediaan 393 Base Transceiver Station (BTS) lastmile pada 2017 dan ditargetkan menjadi 5.882 BTS tahun ini

  1. Penyediaan kapasitas satelit 21 Gbps tahun lalu
  2. Target utilisasi Palapa Ring Barat 40%, Tengah 30%, Timur: 30% tahun ini
  3. Pembangunan Pusat Data Nasional dengan target di satu lokasi tahun ini
  4. Digital Talent Scholarship sebanyak 26.826 peserta pada 2019 dan ditargetkan 100 ribu tahun ini
  5. Literasi digital bagi 155.260 peserta pada 2018 dan ditargetkan 12,45 juta tahun ini

“Pembangunan bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada 2022 akan terus ditingkatkan. Hal ini sangat penting mengingat infrastruktur itu sangat  dibutuhkan, terutama saat pandemi corona,” demikian dikutip.

Oleh karena itu, pembangunan TIK pada tahun depan akan diarahkan untuk empat hal, yaitu:

  1. Membangun dan mengembangkan infrastruktur TIK untuk pemerataan akses dan konektivitas broadband di seluruh wilayah Indonesia
  2. Mendorong transformasi digital pada sektor ekonomi dan pemerintahan, serta mempersiapkan ekosistem digital dan talenta digital
  3. Pembangunan Pusat Data Nasional dan implementasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
  4. Peningkatan pengembangan SDM dalam industri TIK

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...