Google Kunci Akun Email Pemerintah Afganistan dari Taliban
Google telah mengunci akses sejumlah akun e-mail yang sebelumnya biasa digunakan Pemerintah Afganistan untuk menyimpan berkas-berkas digital dengan mitra internasional. Pasalnya, ada kekhawatiran bahwa akun tersebut akan disalahgunakan oleh kelompok Taliban.
"Dalam konsultasi dengan para ahli, kami terus menilai situasi di Afganistan. Kami mengambil tindakan sementara untuk mengamankan akun yang relevan, karena informasi terus masuk," kata juru bicara Google, dikutip dari Microsoft News, Sabtu (4/9).
Sebelumnya, seorang pegawai kementerian dari Pemerintahan Afganistan mengatakan kelompok Taliban sedang berusaha mendapatkan akun-akun pejabat Afganistan.
Pegawai tersebut mengaku diminta oleh Taliban untuk menyimpan data yang bisa ia akses. “Jika saya melakukannya, maka mereka akan mendapatkan akses ke data dan komunikasi resmi dari kepemimpinan kementerian sebelumnya," ujar pegawai itu, dilansir dari Reuters, Sabtu (4/9).
Menanggapi permintaan Taliban, pegawai tersebut menolaknya dan langsung bersembunyi. Setelah ditelusuri, ternyata sebanyak 24 badan pemerintah Afganistan menggunakan akun Google untuk urusan resmi.
Badan pemerintah yang menggunakan layanan Google antara lain, Kementerian Keuangan, Kementerian Industri, Kementerian Pendidikan Tinggi, Kementerian Pertambangan, hingga Kantor Protokol Kepresidenan Afganistan dan beberapa badan pemerintah daerah.
Sejumlah akun Google tersebut menyimpan data dan informasi tentang pegawai pemerintahan sebelumnya, seperti mantan menteri, investor pemerintah, dan mitra internasional.
Chad Anderson, Peneliti Intelejensi Internet dari DomainTools mengatakan data yang dapat diakses banyak sekali. “Ini akan memberikan banyak informasi yang nyata. Hanya memiliki daftar karyawan di Google Sheet saja sudah masalah besar,” ujarnya.
Anderson menyoroti upaya Taliban untuk mengontrol infrastruktur digital buatan Amerika Serikat. “Upaya Taliban mengendalikan infrastruktur digital buatan AS patut diperhatikan,” pungkas Anderson.
Selain Google, beberapa lembaga pemerintah Afghanistan pun menggunakan layanan Microsoft. Saat dimintai keterangan mengenai hal tersebut, Microsoft belum mau memberikan komentar. Sampai saat ini, belum jelas langkah apa yang akan diambil perusahaan perangkat lunak apabila data sampai jatuh kepada Taliban.
Penyumbang Bahan: Akbar Malik