Alasan Kecepatan Internet 5G RI Kalah Dibanding Vietnam dan Korsel
Kecepatan internet 5G atau jaringan generasi kelima Indonesia kalah dibandingkan Vietnam dan Korea Selatan, berdasarkan data Speedtest Intelligence. Setidaknya ada dua alasan, yakni pita frekuensi dan infrastruktur.
Hasil analisis Speedtest Intelligence berdasarkan uji coba di beberapa ponsel, kecepatan internet 5G di iPhone 12 Pro Max 5G merupakan yang tertinggi. “Rerata kecepatan unduh (download) 43,73 Mega bit per detik (Mbps) pada kuartal II,” demikian dikutip dari laporan, Senin (6/9).
Sedangkan di Vietnam 99,43 Mbps, dan Korea Selatan 472,28 Mbps. Rincian negara dengan kecepatan internet 4G tertinggi dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Speedtest menilai, tanpa adanya pita C atau C-band, warga Indonesia mungkin belum akan menikmati kecepatan 5G yang sangat cepat seperti Vietnam dan Korea Selatan. Pita C memiliki besaran 3,7 – 4,2 GHz untuk downlink dan 5.925 - 6.425GHz untuk uplink.
Saat ini, C-band masih dimanfaatkan secara komersial atau siap dilelang oleh kementerian komunikasi dan informatika (Kominfo). “Spektrum C-band di Indonesia saat ini diduduki oleh operator satelit, yang berpengaruh penting dalam menghubungan kota dan desa terjauh yang tidak dilayani oleh jaringan telekomunikasi darat,” demikian isi laporan.
Kominfo mengandalkan satelit untuk menyediakan internet di wilayah yang sulit diakses. Untuk menghadirkan infrastruktur ini, kementerian menggunakan pita C.
Meski begitu, Speedtest mencatat bahwa Kominfo melakukan beberapa upaya untuk mendorong kecepatan internet 5G. Setidaknya ada tiga langkah yang dilakukan, yakni:
- Memperbarui spektrum di band 2,3 GHz, pita frekuensi yang dapat meningkatkan kapasitas 4G saat ini dan pada saatnya akan mendukung 5G. Telkomsel dan Smartfren memperoleh blok ini dalam lelang pada April.
- Melanjutkan rencana migrasi dari televisi atau TV analog ke TV digital alias analog switch-off (ASO). Dengan begitu, spektrum di band 700 MHz yang sebelumnya dipakai untuk TV analog bisa dialihkan untuk mendorong cakupan internet seluler. Namun ASO ditunda dari rencana awal 17 Agustus menjadi awal tahun depan.
- Memperkenalkan UU Omnibus Law, yang mewajibkan berbagi infrastruktur jaringan pasif. Langkah ini diklaim dapat mengurangi biaya infrastruktur.
Meski begitu, Speedtest menilai bahwa peluncuran 5G dengan kecepatan yang lambat membuat peralatan lebih murah ke depan. Di satu sisi, permintaan layanan diramal meningkat. “Khususnya ketika perangkat 5G menjadi lebih murah,” demikian dikutip.