Susul Amerika dan Cina, Korea Selatan Buat Kendaraan Luar Angkasa
Korea Selatan mengikuti langkah Amerika Serikat (AS) dan Cina membuat kendaraan luar angkasa. Pemerintah Negeri Ginseng meluncurkan roket buatan sendiri bernama Nuri untuk pertama kalinya pada Kamis (21/10).
Kendaraan luar angkasa itu lepas landas dari Goheung, Korea Selatan. Awalnya, roket meluncur dengan mulus setelah lepas landas. Tetapi para insinyur mengatakan bahwa muatan tiruan tidak mencapai orbit yang tepat karena alasan yang tidak diketahui.
Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengonfirmasi bahwa peluncuran itu gagal mencapai tujuan. Namun, kegagalan akan cepat dievaluasi. Negara ginseng juga bakal kembali meluncurkan roket.
"Tidak lama lagi kami akan dapat meluncurkannya tepat ke lintasan target," kata Moon Jae In dikutip dari BBC Internasional, Kamis (21/10).
Korea Selatan memang berencana melakukan empat percobaan peluncuran Nuri hingga 2027. Ini bertujuan meningkatkan keandalan roket.
Moon Jae In mengatakan bahwa negaranya menargetkan dapat mendaratkan pesawat luar angkasa tanpa awak di bulan menggunakan roket sendiri pada 2030.
Institut Penelitian Dirgantara Korea atau KARI mengatakan, Korea Selatan mengembangkan roket buatan sendiri dalam proyek Korean Space Launch Vehicle-II selama lebih dari satu dekade.
Pengembangan Nuri menelan biaya sekitar 2 triliun won atau US$ 1,6 miliar. Roket ini memiliki berat 200 ton, panjang 47,2 meter, dan enam mesin berbahan bakar cair.
Proyek peluncuran roket itu dinilai menandakan upaya pemerintah Korea Selatan untuk masuk pasar luar angkasa yang dibidik banyak negara seperti Rusia, AS, Prancis, Cina, Jepang, dan India. Mereka lebih dulu meluncurkan roket untuk mencapai orbit.
Berdasarkan data Statista, pasar ekonomi luar angkasa global sekitar US$ 423,8 miliar pada 2019. Ini mencakup berbagai kegiatan seperti riset, penjelajahan, dan pemanfaatan ruang angkasa.
Pada 2018, aktivitas komunikasi, terutama terkait televisi konsumen sekitar 26% dari nilai ekonomi ruang angkasa. Pada 2040, pangsa pasarnya diprediksi tumbuh lebih dari 50% seiring penggunaan satelit dan teknologi berbasis ruang angkasa lainnya.
Pemain di pasar luar angkasa juga semakin ramai setelah orang terkaya kedua di dunia, Jeff Bezos berambisi mengembangkan wisata luar angkasa melalui Blue Origin.
Blue Origin kini mempersiapkan misi penerbangan luar angkasa untuk warga umum, dengan syarat:
- Penumpang memiliki tinggi 5-6 kaki dan berat 110-223 pon
- Calon penumpang harus bisa menaiki tujuh anak tangga di menara peluncuran dalam waktu kurang dari 90 detik
- Calon penumpang mesti bisa terbang selama 90 menit tanpa ke toilet
Perusahaan tersebut juga tengah mempersiapkan kisaran harga bagi calon penumpang yang berminat. Untuk harga tiket reguler dengan roket New Shepard, mereka mematok tarif US$ 250 ribu atau Rp 3,62 miliar per kursi.
Rencana itu muncul setelah Jeff Bezos terbang ke luar angkasa ditemani oleh saudara laki-laki berusia 50 tahun, Mark. Ia juga didampingi astronot perempuan, Wally Funk dan penumpang lain berusia 18 tahun yang memenangkan lelang Oliver Daemen.
Mereka pergi ke luar angkasa menggunakan roket New Shepard berbentuk kapsul dengan jendela besar. Wahana ulang alik tersebut berhasil mencapai ketinggian 106 km di Garis Karman, sehingga keempatnya mengalami gravitasi nol. Bezos menghabiskan sekitar 11 menit dan pulang kembali ke bumi.
Miliarder lainnya Elon Musk juga mempunyai lini bisnis luar angkasa lewat SpaceX. Pada September, SpaceX memberangkatkan empat kru sipil ke ruang angkasa.