Facebook Papers Sebut Zuckerberg Abaikan Konten Hoaks
Dokumen internal perusahaan yang disebut Facebook Papers mengungkapkan praktik ketidakpedulian perusahaan terhadap konten ujaran kebencian dan perdagangan manusia. Dokumen itu juga menyeret CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Facebook Papers merupakan dokumen yang diungkap oleh mantan karyawan Facebook Frances Haugen kepada kongres dan sejumlah media. Dokumen itu berisi puluhan ribu halaman penelitian internal Facebook.
Haugen menyebut dokumen itu mengungkapkan sejumlah praktik pembiaran Facebook atas isu-isu sosial. Padahal, para eksekutifnya termasuk Zuckerberg mengetahui masalah itu.
Ini misalnya, Facebook mengizinkan konten ujaran kebencian berkembang di Vietnam. Zuckerberg telah mengetahui hal tersebut, tetapi ia membiarkannya sehingga konten terlampau membuat polarisasi sosial di Vietnam.
Dalam dokumen tersebut dijelaskan, alasan Facebook membiarkan konten ujaran kebencian berseliweran karena masalah keterbatasan linguistik. Namun, Haugen menganggap bahwa pembiaran itu bukan kendala linguistik. Facebook membiarkannya karena konten ujaran kebencian memberikan keuntungan. Berdasarkan algoritma perusahaan, konten itu telah membawa interaksi yang besar di platform.
"Ini karena ada keengganan di Facebook untuk mengakui bahwa mereka bertanggung jawab kepada siapa pun," kata Haugen dikutip dari CNBC Internasional pada Senin (25/10).
Kemudian, Facebook juga tidak memiliki kebijakan pembatasan ujaran kebencian atau hoaks yang banyak beredar di Myanmar, Pakistan, serta Ethiopia. Padahal, negara-negara itu memiliki risiko keamanan tinggi.