Satelit Satria RI Sediakan Internet Tercepat di ASEAN, Ini Wujudnya
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menyiapkan pengembangan proyek Satelit Satria II dan III. Ini bertujuan memenuhi kebutuhan kapasitas satelit Indonesia 1 terabyte (TB).
Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif mengatakan, saat ini BAKTI Kominfo sedang menggelar penjajakan berupa market sounding untuk menginformasikan rencana proyek dan mendapatkan masukan dari calon investor. Kemudian tahun depan, kementerian akan menggelar lelang untuk proyek Satelit Satria II dan III.
"Berbagai skema pembiayaan juga kami siapkan. Kami juga akan menggandeng konsorsium," kata Anang dalam konferensi pers, Selasa (7/12).
Satelit Satria II dan III diperlukan untuk menambah kapasitas satelit yang saat ini dimiliki Indonesia. "Kebutuhan Indonesia itu mencapai 1 Terabyte (TB)," ujarnya.
BAKTI Kominfo tengah mengembangkan Satelit Satria I yang ditarget mengorbit pada 2023. Kapasitasnya 150 GB.
"Jadi masih ada kebutuhan 850 GB yang kami coba penuhi. Satelit II dan III akan menambah 300 GB," katanya. BAKTI sendiri menargetkan Satelit Satria I, II, dan III beroperasi pada 2030.
Anang mengatakan, proyek Satelit Satria I berjalan sesuai target. Pembangunan Satelit Satria I menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), konsorsium Pasifik Satelit Nusantara sebagai pemenang tender.
Konstruksi satelit multifungsi dibangun setelah penandatanganan Preliminary Working Agreement atau Perjanjian Pendahuluan. Ini dilakukan oleh badan usaha pelaksana, Satelit Nusantara Tiga, bagian dari konsorsium, dan pabrikan satelit Thales Alenia Space yang berada di Prancis.
Thales pun membagikan gambar Satelit Satria, sebagai berikut:
Lihat postingan ini di InstagramSebuah kiriman dibagikan oleh Thales Alenia Space (@thalesaleniaspace)
Chief Executive Office Satelit Nusantara Tiga (PSNT) Adi Rahman Adiwoso mengatakan, Satelit Satria merupakan tipe High Throughput Satellite (HTS) berkapasitas 150 giga byte per detik (Gbps). “Ini masuk kelas internet cepat pertama di ASEAN," katanya saat konferensi pers, pada Agustus (18/8).
Dari sisi kapasitas, satelit Satria menjadi yang terbesar di Asia. "Hidupnya lebih dari 15 tahun dan tingginya 6,5 meter," kata Adi.
Satelit itu mencakup sekitar tiga kali lipat dari sembilan satelit yang saat ini dimanfaatkan di Indonesia.
Fasilitas itu mampu menampung 150 ribu titik akses internet. Ini akan digunakan untuk akses WiFi gratis, yang di setiap titik layanan tersedia kapasitas 1 mega byte per detik (Mbps).
Ratusan ribu titik itu meliputi 93.900 titik sekolah/pesantren, 47.900 kantor desa/kelurahan/kantor pemerintahan daerah, 3.700 fasilitas kesehatan, dan 4.500 layanan publik lain.