Pakai Blockchain, Perusahaan Indonesia Ekspor 100 Ton Kopi ke Cina

Fahmi Ahmad Burhan
10 Desember 2021, 17:22
blockchain, teknologi, kopi, pertanian
Katadata
Ilustrasi blockchain

Koperasi dan pengolah kopi yang berbasis di Indonesia, Alko Sumatra Kopi (ALKO) berkolaborasi dengan perusahaan asal Jepang Emurgo dalam mengembangkan teknologi blockchain untuk mengekspor 100 ton kopi ke Cina. Teknologi ini dianggap mampu melacak rantai pasok dan memberikan transparansi otentikasi kopi ke konsumen.

ALKO mengandalkan solusi blockchain dari Emurgo bernama Emurgo Trace. Teknologi ini diklaim mampu melacak rantai pasok produk secara efisien, transparan, dan real-time.

Beragam informasi mengenai asal usul kopi, tanggal pemrosesan, informasi pengiriman, dan data relevan lainnya dimasukkan secara real-time ke dalam blockchain.

Blockchain merupakan sekumpulan blok berisi catatan data yang dikelola oleh komputer dan tidak dimiliki entitas manapun atau terdesentralisasi. Setiap blok memuat buku besar atau ledger beserta tiga elemen lainnya, yaitu data, hash atau fungsi pemetaan data, dan hash dari blok sebelumnya.

Pihak yang berkepentingan di pasar tujuan ekspor bisa melacak asal usul kopi melalui blockchain. "Ini memberikan akses transparan dan kepercayaan terhadap produk," demikian isi blog Emurgo dikutip Jumat (10/12).

ALKO juga akan mendapatkan manfaat dari pengurangan biaya manajemen data dan memungkinkan peningkatan margin bisnis.

Blockchain dinilai mampu memodernisasi rantai pasok produk kopi yang sebelumnya kurang efisien. Sebab, sebagian besar produsen kopi di Indonesia yang terdiri dari jaringan petani kecil, pemanggang, pengolah, dan perusahaan logistik, terfragmentasi dan mengandalkan metode pelacakan produk berbasis kertas.

ALKO mengandalkan teknologi blockchain untuk mengekspor biji kopi arabika berkualitas tinggi ke pasar Cina. Namun pasar utamanya yakni Amerika Serikat (AS), Jepang, India, Malaysia, dan Prancis.

Koperasi itu menyasar pasar Cina karena potensial. Sebab, pasarnya terus tumbuh pada tingkat rata-rata 16% selama dekade terakhir. Daya beli ekonomi lokal juga tumbuh cepat. 

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...