Sasar Pasar Online, Facebook & Instagram Banjir Produk Gucci-LV Palsu

Fahmi Ahmad Burhan
10 Februari 2022, 13:23
Meta, Facebook, Instagram, Gucci, Louis Vuitton
Gucci Louisvuitton/instagram
Koleksi Gucci dan Louis Vuitton

Langkah raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) Meta untuk gencar menyasar pasar belanja online menuai masalah. Meta  menghadapi masalah maraknya penjualan produk merek Gucci, Chanel, hingga Louis Vuitton palsu di platform Facebook dan Instagram.

Sebelumnya, Meta memutuskan untuk lebih menyasar pasar belanja online karena besarnya potensi di platform tersebut. 

Penelitian dari Ghost Data mengidentifikasi lebih dari 26 ribu penjualan Gucci, Chanel, dan Louis Vuitton palsu aktif di Facebook atau Meta sejak Juni hingga Oktober 2021.

Kemudian, lebih dari 56.000 produk palsu bermerek teridentifikasi dijual di Instagram sejak 2019.

 "Facebook dan Instagram menjadi pasar utama tempat barang palsu dijual. eBay menghadapi masalah ini 10 tahun lalu, dan Amazon lima tahun lalu," kata managing director di perusahaan investigasi Kroll, Benedict Hamilton dikutip dari Reuters pada Rabu (8/2). 

Gucci, Chanel, dan Louis Vuitton sendiri merupakan produk barang mewah yang dijual dengan harga mahal. Sedangkan, penjual palsu biasanya menawarkan harga yang lebih murah.

Gucci yang merupakan produsen barang mewah asal Italia menawarkan produk seperti tas hingga parfum.

Sedangkan, Louis Vuitton yang berasal dari Prancis menawarkan tas, koper mewah, pakaian siap pakai, sepatu, jam tangan, perhiasan, aksesoris, kacamata hitam, hingga buku. 

 Baik Facebook dan Instagram mulai gencar menyasar pasar belanja online sejak pandemi Covid-19. Facebook dan Instagram juga membuat fitur khusus belanja online di platform masing-masing.

 Fitur itu terus diperbarui. Kini, pelaku usaha bisa mendesain toko, mengelola pesanan, dan mendapatkan insight dari transaksi. 

Anak usaha Meta itu juga memperkenalkan fitur yang memudahkan konsumen mencari toko online di aplikasi.

Ada juga fitur yang memungkinkan pelanggan menelusuri barang yang ingin dibeli, dan menandai produk favorit.

“Kami ingin mempermudah orang-orang berbelanja dan memberdayakan siapa saja, mulai dari pengusaha hingga pemegang merek (brand) terbesar, untuk menggunakan aplikasi kami,” kata Facebook dikutip dari situs resminya, pada 2020 (25/8/2020).

 Upaya Facebook dan Instagram masuk ke pasar belanja online seiring dengan potensinya yang besar. Facebook mencatat, sekitar 85% penduduk dunia beralih ke belanja online akibat pandemi Covid-19.

 "Itulah mengapa kami menciptakan cara baru bagi orang-orang untuk berbelanja di aplikasi,” kata Facebook.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Maesaroh

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...