RANS Entertainment Milik Raffi Ahmad Rambah Bisnis Metaverse

Fahmi Ahmad Burhan
15 Februari 2022, 10:33
RANS Entertainment, metaverse, raffi ahmad, dunia virtual, nft
Instagram/@raffinagita1717
RANS Entertainment merambah bisnis metaverse

Perusahaan milik Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, RANS Entertainment pun ikut mengembangkan metaverse melalui RansVerse. Pasangan selebritas ini juga akan membuat non fungible token alias NFT.

Beberapa ahli menyebutkan, metaverse merupakan versi teranyar Virtual Reality (VR) tanpa komputer. Pengguna dapat memasuki dunia virtual menggunakan perangkat berupa headset atau kacamata berbasis Augmented Reality (AR) maupun VR.

Berdasarkan akun Instagram Raffi dan Nagita @raffinagita1717, RANS Entertainment akan menggaet pengembang VCGamers, ShintaVR, UpBanx dan Rans Animation dalam membangun metaverse.

Proyek RansVerse akan mempunyai sejumlah aset dan konten berupa NFT. "Setiap plot tanah, kostum, dan banyak lagi di RansVerse akan berbentuk NFT," kata Raffi dan Nagita melalui akun Instagram @raffinagita1717, akhir pekan lalu (13/2).

Di akun Instagram-nya, RANS Entertainment akan memasang sejumlah aset dan konten metaverse seperti kota dengan tempat hiburan dan gedung-gedung tinggi.

Terdapat pula pusat perbelanjaan bernama Rans Mall. Kemudian, terdapat pepohonan hijau di setiap sudut kota.

RANS Entertainment juga menyematkan sejumlah tokoh berbentuk avatar.

“Setiap plot tanah, kostum, karakter, dan banyak lagi di RansVerse nantinya berbentuk NFT,” kata keduanya. 

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan mengatakan, perusahaan di Indonesia mulai mengembangkan VR dan AR sejak akhir tahun lalu. "Itu akan makin berkembang tahun ini," kata Edward kepada Katadata.co.id, bulan lalu (20/1).

Di Indonesia, teknologi metaverse akan masif diadopsi oleh perusahaan di sektor hiburan dan pembuat konten (content creator), seperti RANS Entertainment. "Alasannya, potensi di ranah ini sangat besar," katanya.

Sedangkan, peneliti teknologi informasi dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan, teknologi metaverse perlahan mulai diadopsi dan dimanfaatkan oleh sejumlah industri di Nusantara, namun masih dalam tahap pengenalan. 

“Tahun depan bisa lebih masif lagi," kata Heru kepada Katadata.co.id, bulan lalu (19/1).

Ia memperkirakan, hampir semua sektor mengadopsi teknologi metaverse. "Namun, yang paling awal mengadopsi yakni sektor gim, busana, dan properti," kata Heru.

Secara global, pendiri Microsoft Bill Gates memperkirakan bahwa pertemuan kantor di dunia virtual atau metaverse akan menjadi tren pada 2023 – 2024.

Bill Gates menyebut periode tren rapat di dunia virtual itu sebagai ‘tahun yang paling tidak biasa dan sulit’. Ia menilai, tahun ini dan selanjutnya merupakan masa yang lebih digital.

Menurutnya, pandemi Covid-19 mendorong banyak orang beralih ke digital. Ini termasuk merevolusi tempat kerja

Raksasa teknologi asal Cina, Baidu juga memperkirakan bahwa adopsi metaverse butuh waktu lama, yakni hingga enam tahun agar bisa hadir sepenuhnya secara global.

Presiden HTC China Alvin Graylin juga mengatakan bahwa metaverse secara penuh akan hadir dalam lima sampai 10 tahun. Namun, bagian dari produk-produk pendukungnya akan hadir lebih cepat.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...