Rekor Penjualan Cip Global saat Kelangkaan Produksi
Asosiasi industri semikonduktor global (Semiconductor Industry Association/SIA) menyebutkan bahwa nilai penjualan cip (chipset) global pada 2021 telah mencapai rekor. Rekor penjualan terjadi di tengah krisis cip yang melanda global.
SIA mencatat, nilai penjualan produk dari industri semikonduktor, termasuk cip secara global mencapai US$ 555,9 miliar atau Rp 7.940 triliun pada 2021. Angkanya naik 26,2% secara tahunan (year on year/yoy).
Pasar di Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan penjualan terbesar yakni 27,4% pada 2021. Eropa mengikuti dengan pertumbuhan 27,3%.
Presiden dan CEO SIA John Neuffer mengatakan, nilai penjualan pada 2021 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah penjualan semikonduktor. "Ini terjadi di tengah kelangkaan cip global yang sedang berlangsung," kata Neuffer dikutip dari CNBC Internasional pada Selasa (15/2).
Neuffer mengatakan, peningkatan penjualan terjadi karena perusahaan semikonduktor secara substansial meningkatkan produksi ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dilakukan seiring dengan permintaan yang tinggi selama kelangkaan cip berlangsung.
"Peningkatan produksi dilakukan untuk mengatasi permintaan yang terus-menerus tinggi, menghasilkan rekor penjualan cip dan unit yang dikirim,” kata Neuffer.
SIA juga memperkirakan bahwa permintaan diperkirakan akan meningkat secara signifikan pada tahun-tahun mendatang. “Ini karena cip dalam teknologi penting bagi masa depan," ujarnya.
Kelangkaan cip melanda sejak 2020 yang memukul produsen ponsel dan otomotif, khususnya mobil listrik. Pemerintah di seluruh dunia berebut untuk mengamankan pasokan cip dan berinvestasi untuk membawa manufaktur semikonduktor lebih dekat ke industri.
Dewan Kebijakan Otomotif Amerika Serikat (AS) menilai, kelangkaan itu disebabkan oleh tindakan mantan Presiden AS Donald Trump yang memasukkan beberapa perusahaan semikonduktor asal Cina ke dalam daftar hitam (blacklist) perdagangan maupun keamanan.
Trump memblokir Huawei. Selain itu, membatasi pasokan bahan baku ke raksasa semikonduktor asal Negeri Panda, Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC).
Produksi cip SMIC pun terbatas. Alhasil, produsen mobil di AS dan sejumlah negara beralih ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC). Namun, perusahaan itu kewalahan memenuhi permintaan cip, sehingga semikonduktor ini mengalami kelangkaan.
Analis di GlobalData, Daniel Clarkeanalis mengatakan bahwa kekurangan cip akan berlanjut di beberapa industri tahun ini, tetapi tidak akan separah tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk sektor teknologi, smartphone dan konsol game akan terus terpengaruh," katanya dikutip dari ZDNet, bulan lalu (16/1).
Menurutnya, konsumen akan terpengaruh oleh kenaikan harga atau kurangnya ketersediaan secara umum. "Ini karena perusahaan teknologi akan memutuskan untuk menyerap biaya secara internal atau membebankan biaya ke konsumen," ujarnya.