Ratusan UMKM di Indonesia Berpeluang Rambah Metaverse
WIR Group berkolaborasi dengan inkubator Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Kaya.id untuk mengembangkan teknologi metaverse pada UMKM. Kolaborasi ini memungkinkan 400 UMKM beralih ke dunia virtual.
WIR Group merupakan perusahaan di bidang teknologi realitas digital, seperti kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), augmented reality (AR), dan virtual reality (VR) di Asia Tenggara. Perusahaan ini berdiri lebih dari 10 tahun.
Founder sekaligus CEO Kaya.id Nita Kartikasari mengatakan, kolaborasi dengan WIR Group bertujuan mempercepat digitalisasi UMKM di Indonesia. "Kini, UMKM mendigitalisasi bisnis tidak hanya melalui media sosial atau e-commerce, tapi secara nyata masuk ke kehidupan virtual," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (25/3).
Pada tahap awal, Kaya.id akan melakukan kurasi terhadap sejumlah UMKM yang bersiap masuk ke metaverse. Kaya.id saat ini melakukan inkubasi kepada 400 UMKM di Indonesia.
Setelah kurasi, UMKM terpilih dari hasil inkubasi Kaya.id akan tampil di ekosistem Metaverse Indonesia yang dikembangkan oleh WIR Group. Metaverse Indonesia akan diperkenalkan secara resmi oleh pemerintah dalam Presidensi G20 Indonesia akhir tahun ini.
Dalam praktiknya, UMKM hasil inkubasi Kaya.id akan masuk ke metaverse dengan memproduksi sejumlah kreasi virtual berbasis 3D.
Metaverse merupakan versi teranyar dari VR tanpa komputer. Pengguna dapat memasuki dunia virtual menggunakan perangkat berupa headset atau kacamata berbasis AR maupun VR.
"UMKM bisa punya produk kreatif yang dijual ke konsumen lewat metaverse," ujarnya.
UMKM di sektor busana dan kriya bisa membuat produk virtual 3D untuk kebutuhan avatar di ekosistem Metaverse Indonesia. "Nantinya produk virtual itu bisa juga dibeli oleh konsumen di dunia nyata," kata Nita.
Kaya.id menargetkan bisa melakukan inkubasi kepada 1.300 UMKM pada 2024. "Harapannya, semua UMKM masuk ke metaverse pada 2025," ujarnya.
Kaya.id juga menargetkan, 50% pendapatan UMKM pada masa depan berasal dari metaverse.
Chief Marketing Officer WIR Global Gupta Sitorus mengatakan, UMKM mempunyai potensi besar untuk masuk ke metaverse. "Ini tidak hanya jadi gimmick, tapi ada dampak ekonominya," ujarnya.
Menurut Gupta, UMKM bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari metaverse. Sebab, metaverse akan menghasilkan pangsa pasar baru bagi UMKM.
"Di metaverse, ide kreatif bisa langsung dibeli," katanya. Ia mengatakan, seiring berjalannya waktu, akan banyak orang yang mengadopsi teknologi AR maupun VR di metaverse.
Sebelumnya, WIR Group gencar menggaet perbankan hingga kampus untuk mengembangkan ekosistem metaverse. Di sektor perbankan, WIR Group menggaet sejumlah bank BUMN, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Mandiri Tbk.
Di sektor pendidikan, WIR Group berkolaborasi dengan Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya untuk mengembangkan mata kuliah di metaverse. Selain itu, menggaet Sekolah Tinggi Media Komunikasi Trisakti.
WIR merupakan singkatan dari We Indonesians Rock, Rise and Rule. Perusahaan ini memproduksi programming dan inovasi teknologi AR ke lebih dari 20 negara.
Perusahaan itu juga dibimbing oleh Kementerian Kominfo serta kemitraan dengan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
WIR memiliki lima paten global terkait AR dan terdaftar di nasional maupun PCT yang mencakup 153 negara. Perusahaan teknologi ini diminta berpartisipasi oleh Kementerian Investasi untuk mewakili Indonesia di ajang dunia, antara lain di side event World Economic Forum di Davos 2019 dan 2020.
WIR Group masuk dalam daftar “Metaverse Companies to Watch in 2022” versi majalah bisnis internasional Forbes GE. Daftar tersebut berisi perusahaan teknologi terkemuka dunia seperti Apple, Microsoft hingga Facebook yang berganti nama menjadi Meta.