Generasi Muda Jadi Agen Perubahan dalam Transformasi Digital RI
Generasi muda berperan sebagai agen perubahan dalam transformasi digital di Indonesia maupun dunia. Pengetahuan digital anak muda saat ini tidak hanya diaplikasikan untuk diri sendiri, namun juga ditransferkan ilmunya kepada generasi sebelumnya dan yang akan datang.
“Generasi muda masa kini lahir dengan ekosistem digital, memainkan peranan penting sebagai agen perubahan dalam lanskap digital masa kini," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, dalam Pre Summit 2: Digital Transformation sebagai rangkaian dari Forum Youth 20 (Y20) Indonesia 2022, Sabtu (23/4).
Johnny menyakini generasi muda mampu menyukseskan momentum transformasi digital global. Dengan demikian, visi Presidensi G20 Indonesia "Recover Together, Recover Stronger" bisa tercapai.
Berdasarkan ASEAN Digital Generation Report 2021 yang dirilis oleh World Economic Forum, anak muda berusia 16-35 tahun tercatat sebagai talenta digital yang memiliki kemampuan untuk membantu dunia tetap terhubung melalui dunia maya. Hal itu dibuktikan saat pandemi Covid-19 yang memisahkan jarak fisik antar manusia.
Data Persatuan Telekomunikasi Internasional (ITU) menyebutkan terdapat 71% anak muda usia 15-24 yang menjadi pengguna aktif internet. Hasil laporan-laporan itu menunjukkan bahwa generasi muda memegang peranan penting untuk realisasi transformasi digital secara global.
"Generasi muda tidak hanya menggunakan pengetahuannya untuk mereka seorang diri, tapi juga bisa mentransfer ilmu mereka kepada generasi mendatang. Ini menjadi titik bahwa anak muda sangat memainkan peranan penting dalam mencapai transformasi digital global," ujar Johnny.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Indonesia harus mengoptimalkan bonus demografi yang membuat kelompok usia muda mendominasi penduduk tanah air. Saat ini, 54% penduduk Indonesia adalah Milenial dan Gen Z.
Pemuda memainkan peranan penting dalam pembangunan bangsa. Oleh sebab itu, Erick sangat mengepresiasi Forum Y20 yang akan merumuskan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
Perumusan itu terbagi dalam empat tema utama yaitu ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, planet berkelanjutan dan layak huni, serta keberagaman dan inklusi.
Erick mengatakan, Indonesia akan membutuhkan 17 juta tenaga kerja untuk menggerakkan ekonomi digital pada 2030. “Makanya kita harus siapkan anak muda kita agar memiliki literasi digital yang tinggi,” ujarnya.
Hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan ekonomi digital Indonesia memiliki total nilai penjualan (gross merchandise value/GMV) sebesar US$ 70 miliar. Nilai tersebut memiliki tingkat pertumbuhan majemuk (compound annual growth rate/CAGR) sebesar 49% dibandingkan tahun sebelumnya.